Presiden Joko Widodo (Biro Pers Sekretariat Presiden)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memperkirakan ‘harta karun’ tambang dan emas yang dimiliki PT Freeport Indonesia bisa lebih dari 20 kali lipat dari yang ada saat ini.

Hal tersebut dikemukakan Jokowi saat memberikan sambutan dalam Silatnas dan Ultah ke 19 Persatuan Purnawirawan TNI Angkatan Darat di Sentul Convention Center, Bogor, Jawa Barat, Jumat (5/8/2022).

Awalnya, Jokowi berbicara mengenai komitmennya untuk menyetop sejumlah komoditas sumber daya alam yang selama ini diekspor dalam bentuk barang mentah. Jokowi ingin, komoditas tersebut bisa diolah dan dapat menciptakan nilai tambah.

“Kita akan setop lagi tahun ini, timah bauksit,” kata Jokowi.

Jokowi pun menegaskan komitmennya untuk melakukan hilirisasi di sektor pertambangan. Jika BUMN maupun sektor swasta tidak sanggup mengolah komoditas minerba, Jokowi meminta agar perusahaan pelat merah dan swasta bisa melakukan transfer teknologi.

“Kalau BUMN dan swasta belum siap teknologi, ambil partner asing untuk transfer teknologi gapapa tapi industrinya ada di dalam negeri,” jelasnya

Jokowi kemudian teringat dengan kisah pemerintah Indonesia dan PT Freeport Indonesia beberapa tahun silam. Pada saat itu, Freeport Indonesia kerap tidak patuh terhadap permintaan pemerintah yang dengan terang-terangan meminta mereka membangun fasilitas pemurnian (smelter).

“Dulu Freeport bertahun-tahun perintah untuk bikin smelter saja tidak pernah didengerin. Tapi begitu Freeport 51% milik BUMN, tahun lalu smelter saya perintah untuk dibangun karena mayoritas milik kita sudah dibangun di Gresik, nanti kita lihat tembaga smeltering ini berapa,” kata Jokowi.

Jokowi meyakini ‘harta karun’ yang dimiliki Freeport Indonesia jauh lebih besar daripada yang dimiliki saat. Potensi tersebut dapat dimanfaatkan di dalam negeri, sehingga bisa menciptakan lapangan pekerjaan yang sebesar-besarnya bagi masyarakat.

“Saya meyakini bisa 20 kali, kadang tidak saja bahan mentah bukan tembaga, tapi emas juga kita kirim. Mana kita tahu? Nanti smelternya jadi emasnya mungkin lebih banyak dari tembaganya tapi kita belum tahu karena ada produksi di smelter,” jelasnya.

Sumber : cnbcindonesia.com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here