Barikade98-Jakarta-Berdasarkan hasil survei pada 2-10 Agustus, setelah dibandingkan survei sebelumnya pada bulan April yang lalu, elektabilitas Erick Thohir melonjak tajam. Demikian hal tersebut disampaikan oleh Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah pada diskusi virtual Polemik MNC Trijaya dengan tajuk ‘Pandemi dan Konstelasi Politik 2024″, Sabtu (14/8/2021). Disampaikannya juga, elektabilitas Erick Thohir mendekati Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.
“Nama-nama yang mulai dimunculkan oleh publik atau mendapat respons oleh publik ini mulai bergeliat. Saya kasih contoh Erick Thohir, dari posisi 0,2 di bulan April survei IPO, dia meningkat tajam menjadi 4,7 persen dan sekarang mendekati Ridwan Kamil,” jelas Dedi.
Dalam survei IPO tersebut, Erick Thohir ada di peringkat 7. Sementara Ridwan Kamil di peringkat 6 dengan elektabilitas 6,2 persen.
Masih menurut Dedi, peningkatan elektabilitas ini cukup menarik, mengingat bahwa Erick Thohir bukanlah seorang politisi. Namun demikian, peringkatnya bisa naik sedemikian rupa layaknya seorang tokoh politisi. Bahkan, dibandingkan dengan mereka yang telah memasang baliho secara masif di sejumlah wilayah, elektabilitas mereka masih kalah dibanding Erick Thohir. Padahal, Erick tidak pernah melakukan promosi untuk pilpres melalui baliho.
“Tanpa harus pasang baliho, tanpa harus promosi politik dan juga bukan politisi tapi punya elektabilitas cukup progresif,” katanya.
Dedi menyatakan bahwa meningkatnya elektabilitas Erick tak lepas dari upaya yang dilakukan Erick dalam menangani pandemi Covid 19. Hal itu menunjukkan bahwa Erick sebagai menteri dan elite melakukan program-program populis yang dianggap bisa merekatkan hubungan dengan rakyat.
Tokoh lain yang merangkak naik elektabilitasnya adalah Zulkifli Hasan, Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) yang menempati urutan 10 dengan persentase hasil survei 1,9 persen. Elektabilitas Zulkifli ini lebih unggul daripada Puan Maharani, Ketua DPR dan Ketua DPP PDI Perjuangan, yang berada di posisi 12 dengan persentase 0,9 persen.
Padahal, Puan telah memasang banyak baliho di sejumlah lokasi, sementara Zulkifli tak melakukannya.
“Faktanya, Zulhas masih tetap di atasnya Puan Maharani,” imbuh Dedi.
Berkaca dari kasus elektabilitas Erick dan Zulhas yang merangkak naik, Dedi menilai bahwa baliho belum efektif untuk menaikkan elektabilitas tokoh. Ia melihat saat ini publik memerhatikan aktivitas tokoh politik yang mementingkan publik di masa pandemi.
“Ini bisa saja menandakan bahwa pertama, baliho itu belum efektif dan dikenali oleh publik sebagai promosi diri. Kedua, mungkin ada perpindahan tren publik dimana mereka lebih memerhatikan aktivitas-aktivitas yang berdampak lebih kepada kepentingan publik, karena kita sedang dalam pandemi,” pungkasnya. (iwid)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here