Menteri BUMN Erick Thohir bersama Wakil Menteri BUMN I dan Direktur Utama melaksanakan Konferensi Pers terkait transformasi PLN (19/2) (Dok. Kementerian BUMN).

Rencana Strategis Kementerian BUMN selama 2020-2024, tertulis bahwa Kementerian bertujuan untuk menjadi pembina dan pengawas BUMN yang profesional, mewujudkan kemandirian dan korporatisasi BUMN, meningkatkan keunggulan dan daya saing BUMN, dan memaksimalkan kontribusi BUMN terhadap pembangunan ekonomi berkelanjutan.

Erick menginginkan restrukturisasi model bisnis melalui pembangunan ekosistem, kerjasama, perkembangan kebutuhan stakeholders, dan fokus pada core business. Perubahan tersebut diperlukan karena BUMN tidak mungkin menjadi menara gading yang berjalan sendiri atau stand alone.

Model bisnis yang ada saat ini di mana terjadi era disrupsi dan perubahan kultur masyarakat, di poin kedua itu BUMN harus berani melakukan perubahan dari ekosistem, kolaborasi bisnis dan juga kemitraannya dengan mendorong transformasi digitalisasi.

Selain klaster, Erick juga mendorong pembentukan holding dan merger untuk merampingkan struktur BUMN. Dalam kurang dari setahun menjabat, Erick sudah melakukan upaya penggabungan di antaranya BUMN Asuransi, holding rumah sakit BUMN, dan merger bank BUMN syariah.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thoir didampingi Direktur Utama Pertamina, Direktur Utama Bio Farma, Direktur Utama Pupuk Indonesia, dan CEO MDI Ventures meluncurkan 3 inisiatif pendanaan startup baru dari BUMN Group, yakni Agri Fund (melalui Pupuk Indonesia), Bio- health Fund (melalui Bio Farma), dan Energy Fund (melalui Pertamina NRE).

Ketiga inisiatif baru ini dipilih sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045. BUMN berupaya melakukan inovasi dan transformasi dalam menjawab tantangan global untuk mencapai ketahanan pangan, kesehatan, dan energi.

“Inisiatif strategis Kementerian BUMN akan berfokus pada 5 prioritas utama, melalui program investasi dan partnership untuk startup Indonesia agar dapat mengoptimalkan nilai dan ekosistem digital yang sehat,” kata Erick di ICE-BSD, Senin (27/9/2022).

Erick mengatakan, Pupuk Indonesia sebagai salah satu perusahaan pupuk dan petrokimia terbesar di Asia melalui Agri Fund berupaya meningkatkan kesejahteraan petani, mendukung program ketahanan pangan, dan ekspansi bisnis pangan Indonesia.

Adapun Bio Farma sebagai holding BUMN Farmasi terbesar di Indonesia meluncurkan Bio-health Fund untuk ketahanan kesehatan guna meningkatkan kapabilitas Bio Farma dalam hal inovasi produk life science dan healthcare.

Sebagai subholding Pertamina dalam menjalankan amanah transisi energi, Pertamina NRE membentuk Energy Fund guna mendukung ketahanan energi untuk investasi pada perusahaan rintisan di bidang teknologi dan inovasi sektor energi baru terbarukan.

Sementara itu, MDI ventures merupakan corporate venture capital milik Telkom Indonesia yang telah dipercaya dalam mengelola multistage fund, dengan total dana kelolaan sebesar 830 juta dollar AS. Bentuk sinergi strategis antara BUMN dan MDI akan berekspansi lebih cepat dengan keahlian investasi dan inovasi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi digital.

“Program ini seiring dengan Merah Putih Fund yang juga berperan penting terhadap perkembangan startup Indonesia dalam ekosistem bisnis BUMN. Pelaksanaan 3 inisiatif pendanaan startup ini ditandai dengan penandatanganan Limited Partnership Agreement antara Bio Farma dan MDI Ventures, Head of Agreement Pupuk Indonesia, dan Head of Agreement Pertamina Power Indonesia,” lanjut dia.

Dalam kesempatan itu, Erick melakukan penandatanganan 12 kerja sama antara BUMN dengan startups yang menjadi tindak lanjut dari Synergy Workshop pada tanggal 11 Agustus hingga 13 September 2022 lalu.

“Kerja sama ini menjadi bukti nyata kolaborasi 2 kekuatan yang menjadi tujuan BUMN Startup Day, yakni BUMN dan startup Indonesia. Tantangan kita kedepan adalah memastikan potensi market kita yang Rp 4.500 triliun ini diisi oleh bangsa kita, diisi oleh perusahaan kita, jangan sampai potensi yang luar biasa ini justru diisi oleh orang-orang lain,” ujar Erick.

Mantan Presiden Inter Milan itu mengatakan, BUMN memiliki apps seperti Livin’ by Mandiri sebagai super apps yang saat ini sudah memiliki 13 juta active user, MyTelkomsel dengan 30 juta active user dan BRImo yang memiliki 18 juta active user.

“Inilah ekosistem yang sudah punya kekuatan sendiri, sayang kalau tidak diintegrasikan dengan startup. Saya sangat berharap ekosistem ini bisa bertemu dan tidak lain ekosistem ini harus menjadi bagian dari pertumbuhan ekonomi dan pembukaan lapangan pekerjaan kita,” tambah Erick.

Di sisi lain, Erick menilai ada peluang-peluang sinergi di bidang lain yang masih perlu ditingkatkan seperti sektor pangan, dan healthcare. Erick bilang Indonesia sebagai salah satu negara penghasil pangan, tapi sinergi agrikulturnya masih rendah.

“Sinergisitas untuk agrikulturnya dibandingkan yang lainnya masih cukup rendah, belum lagi kalau kita lihat mengenai healthcare. Ekosistem healthcare adalah ekosistem yang patut kita isi karena masih 5 persen. Kita kembali harus fokus kepada potensi-potensi yang memang menjadi tujuan utama kita sebagai bangsa,” tegasnya.

Sumber : kompas.com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here