Tragedi Kanjuruhan Malang adalah kesedihan setiap umat. Ngga hanya sepak bola saja.
Karna tragedinya jadi tragedi kemanusiaan.
Bukan hanya pecandu sepak bola tanah air, melainkan sejagad raya seluruh dunia.
Khususnya dalam negeri, tragedi itu membuat semua penikmat sepak bola was-was.
Dampak sanksi yang akan dijatuhkan oleh FIFA sebagai induk organisasi sepak bola dunia kepada Indonesia. Sepertinya akan berat. Tapi yang membuat kita terdecak kagum ketika pemerintah mengumumkan hasil sanksi FIFA.
Kita harus mengakui Presiden Jokowi Widodo sangat memahami keinginan rakyatnya. Kepekaan Kepala Negara segera mengutus Menko Polhukam, Menko PMK, Menpora, Kapolri, serta PSSI segera mengusut dan mencari akar permasalahannya adalah bukti keseriusan membenahi sepak bola nasional.
Presiden Joko Widodo juga segera meminta segera dilakukan evaluasi total untuk segera merenovasi stadion sepak bola di seluruh Indonesia, baik dari sisi kenyamanan, keamanan pemain serta penonton.
Bukan hanya di situ saja, Jokowi mengutus Menteri BUMN Erick Thohir untuk segera bertemu Gianni Infantino Presiden Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA).
Erick ditugaskan menjadi delegasi untuk melobi agar FIFA tidak memberikan sanksi kepada persepakbolaan Indonesia. Dan alhamdulillah hasilnya berbuah manis Indonesia tidak disanksi oleh FIFA.
Pihak FIFA sangat mengapresiasi langkah presiden yang segera mengutus Erick Thohir untuk terjun langsung menemui Presiden FIFA. Kemampuan lobi mantan Presiden Inter Milan itu tidak diragukan. Kepiawaiannya melakukan diplomasi untuk meyakinkan Presiden FIFA agar sepak bola Indonesia tidak dikenakan sanksi mendapat respon baik secara positif oleh Gianni Infantino.
Sikap bijak FIFA yang bersedia bersama pemerintah Indonesia melakukan reformasi dan transformasi sepak bola nasional harus dijalankan seluruh stakeholder sepak bola Indonesia adalah bukti keterbukaan FIFA menyelesaikan permasalahan sepak bola dunia.
Hasil lobi yang mendapat respon positif dari FIFA tak lain karena kedekatan dan kepercayaan yang selama ini terjadi. Jadi jangan disia-siakan kepercayaan yang diberikan. Latar belakang Erick Thohir sebagai anggota Komite Olimpiade Internasional (IOC) dan mantan Presiden Inter Milan memudahkan lobi Indonesia ke Presiden FIFA Gianni Infantino.
Dengan jumlah penduduk 250 juta, sepak bola Indonesia punya potensi yang sangat besar dan rekomendasi FIFA adalah bentuk dukungan konkret. FIFA tidak fokus ke sanksi terkait Tragedi Kanjuruhan tetapi bersedia membantu pembenahan sepak bola di Indonesia. Keren kali.
Saya yakin presiden sangat tahu kapasitas dan kualitas seorang Erick Thohir di mata dunia internasional. Saya pribadi sebagai pemain dan penikmat sepak bola tentunya bangga dan berterima kasih sekali kepada Pak Erick Thohir yang mampu meyakinkan FIFA untuk tidak memberikan sanksi kepada persepakbolaan Indonesia.
Bukan kali ini saja Erick Thohir selamatkan sepak bola Indonesia. 2015, melobi FIFA agar sanksi akibat kisruh antara Menpora dan PSSI dicabut. Berikut 2022, melobi FIFA agar Tragedi Kanjuruhan tidak berdampak hukuman berat atas sepak bola Indonesia.
Jujur, beberapa hari ini saya kurang bisa tidur nyenyak, menunggu hasil penilaian FIFA.
Dan, sepatutnya pula PSSI berterima kasih kepada Presiden Jokowi dan Erick Thohir.
Hasil lobi Erick Thohir diakhiri hasil konkret.
Pada tanggal 18 Oktober 2022, Presiden FIFA akan hadir di Indonesia bertemu dengan Presiden Joko Widodo untuk menyepakati beberapa hal dan kita harapkan pertemuan itu memberikan hasil terbaik.
Mimpi kita bersama, Timnas bicara di kancah internasional
Bermain di Piala Dunia.
Kapan ?
Ntah …
Tapi saya sangat yakin, perjuangan ini pasti menghasilkan hasil. Indah pada waktunya.
Meski Timnas U-17 kita malam 9 Oktober 2022 kalah 5-1 dari Malaysia, juga bukan akhir akhir segalanya.
Tetap kita dukung Timnas.
Garuda di dada kita.
” Kesuksesan bukanlah suatu kebetulan. Itu adalah hasil kerja keras. Ketekunan, pembelajaran, pengorbanan. Dan yang terpenting rasa cinta atas kau lakukan dan dan kau pelajari ” – Pele
Irwan 13
Penggila Sepak Bola
Aktifis DPN Barikade 98