Tragedi Kanjuruhan membuat sepakbola Indonesia harus segera ditransformasi. Menteri BUMN Erick Thohir menyebut dari insiden itu Indonesia harus menjadi momentum perbaikan sepakbola dalam negeri.
Sepak bola Indonesia masih jauh dari kata sempurna. Bahkan, untuk sekedar berprestasi di regional Asia Tenggara pun, sepak bola Tanah Air masih sangat kesulitan.
Pembenahan sepak bola Indonesia sudah seyogyanya harus diperbaiki total mengingat carut marut potret kelam dan manajemen buruk dari semua lini.
Carut-marut pengelolaan sepak bola nasional sebenarnya bukan barang baru. Bahkan, di setiap generasi ada saaja kejadian yang membuat masyatakat pecinta sepak bola Tanah Air mengernytkan dahi atau mengelus dada, bahkan mengamuk dan marah.
Kita tentu ingat dengan sosok Nurdin Halid. Sosok asal Sulawesi Selatan itu pernah delapan tahun memimpinPSSI, yakni dari tahun 2003 hingga 2011.
Nurdin mulai populer dikenal oleh publik sepak bola Tanah Air pada dekade 1990-an. Saat itu, ia menjadi pengurus yang membawa PSM Makassar menjadi juara Liga Indonesia 1999/2000.
Nurdin pun sempat punya hubungan dengan keluarga Bakrie. Ia pernah juga menjadi pengurus Pelia Bakrie di tahun 1997/1998.
Selama memimpin PSSI, Nurdin memilili satu riwayat menarik. Ia tetap menjadi ketua umum PSSI meski sedang ada di dalam penjara karena kasus korupsi.
Menariknya, Nurdin bisa lepas dari tekanan publik, pemerintah, dan FIFA saat itu. Nurdin bergeming atas segala tekanan yang muncul. Ia pun melawan dengan melakukan perubahan pada isi statuta PSSI mengenai ketua umum yang sebelumnya berbunyi ‘harus tidak pernah terlibat dalam kasus kriminal’ menjadi ‘harus tidak sedang dinyatakan bersalah atas suatu Tindakan.
Setelah era Nurdin Halid di PSSI selesai, sepak bola nasional tak juga membaik. Bahkan di tahun 2011 sepak bola Indonesia terpecah menjadi dua kubu.
Ada dua liga yang yang mengklaim sebagai liga kasta tertinggi sepak bola nasional saat itu. Dua liga yang dimaksud adalah Indonesia Super League (ISL) dan Indonesia Premier League (IPL).
Dampaknya sangat merusak. Timnas Indonesia pun terbelah menjadi dua. Ujungnya di Piala AFF 2012 Timnas hanya diperkuat para pemain yang berlaga di IPL.
Sebab, para penggawa yang bermain di klub ISL tak dilepas klubnya. Ada juga pemain yang dengan terang-terangan menolak panggilan memperkuat Tim Merah-Putih saat itu.
Sialnya, para pemain yang biasa menjadi andalan Timnas Indonesia mayoritas berlaga di ISL. Sementara para penggawa yang berlaga di IPL kebanyakan adalah pemain muda.
Menteri BUMN Erick Thohir sekaligus utusan pemerintahan yang bertemu dengan Presiden FIFA Gianni Infantino, angkat suara terkait tragedi Kanjuruhan yang menelan ratusan korban jiwa suporter Arema.
Menurut Erick Thohir, tragedi Kanjuruhan ini harus jadi titik balik pembenahan sepak bola Indonesia. Jangan sampai dunia sepak bola kembali menelan korban.
“Semuanya harus dibongkar habis, harus mulai baru lagi, kalau mau sepakbola Indonesia ingin bicara di mata dunia,” kata Erick Thohir membahas perihal tragedi Kanjuruhan saat ditemui di Ngampah, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jumat 14 Oktober 2022.
Erick Thohir menilai mesti ada solusi konkrit dan perbaikan terhadap instansi-instansi terkait dalam dunia sepak bola. Mulai dari pemerintah, PSSI, suporter, penyedia tayangan, dan pihak-pihak lainnya.
Erick menilai seluruh elemen ini harus duduk bersama dan mencari solusi terbaik ke depan jangan terjebak pada sikap saling menyalahkan.
“Kita bisa sukses kalau kita kerja gotong royong. Tidak mungkin perbaikan sepak bola Indonesia hanya PSSI, hanya suporter, atau tayangan tv-nya saja, atau hanya pemerintanya, tentu gak mungkin. Semua harus duduk bersama,” paparnya.
Terkait desakan mundur terhadap ketua dan jajaran pengurus PSSI, Erick menilai hal itu bukan satu-satunya solusi. Justru yang terpenting adalah menyiapkan jalan keluar ke depan.
“Kita tidak bisa menghukum seseorang. Yang mesti kita lakukan adalah memperbaiki seluruhnya. Bagaimana peran PSSI dan Pemerintah ke depan. Bongkar habis, perbaiki habis-habisan, tapi jangan saling menyalahkan, supaya sepak bola kita bicara di kancah dunia,” jelas Erick.
Erick Thohir memastikan Federasi Sepak Bola Internasional atau FIFA bakal mulai datang ke Indonesia pada Selasa, 18 Oktober 2022, mendatang.
Dalam pertemuan itu, Presiden Jokowi dan Presiden FIFA, Gianni Infantino akan membahas nasib sepak bola Indonesia pasca tragedi Kanjuruhan.
Erick menyebut salah satunya yang bakal jadi bahan acuan pembahasan antar kedua belah pihak yakni hasil laporan tim gabungan independen pencari fakta (TGIPF) tragedi Kanjuruhan.
“Presiden akan ketemu FIFA hari Selasa. Hasil investigasi tim independen bakal jadi bahan pembicaraan. Kita tunggu saja hasilnya,” tandasnya. (Irw 13)
Dari berbagai sumber