Menteri BUMN Erick Thohir (Foto Dok. Twitter Pribadi)

Tepat tiga tahun sudah Erick Thohir diangkat menjadi Menteri BUMN. Bersama para menteri lainnya, Erick dilantik Presiden Joko Widodo menjadi anggota Kabinet Indonesia Maju pada 23 Oktober 2019.

Semenjak menjadi nakhoda perusahaan pelat merah, Erick bermimpi Kementerian BUMN menjadi lokomotif transformasi bagi perusahaan-perusahaan BUMN. Tak hanya itu, BUMN yang disebutnya sebagai aset bangsa yang berharga, menjadi penggerak ekonomi yang bisa diandalkan dan bermanfaat nyata bagi rakyat Indonesia.

Selama tiga tahun memimpin Kementerian BUMN, Erick mengaku telah melaksanakan begitu banyak program dan terkadang sulit untuk mengingat apa yang telah berhasil dicapai. “Tapi, saya selalu hafal apa yang belum selesai,” lanjut Erick.

“Tiga tahun sudah saya mendapat amanah memimpin BUMN, time flies, orang bilang waktu berjalan cepat, tapi ada juga yang bilang ke saya semua terasa cepat karena Bapak sibuk kerja, tapi buat saya waktu memang bergerak cepat karena kerja belum sempurna,” ujar Erick.

Dia menyebut seluruh keberhasilan yang dicapai adalah berkat kerja keras semua pihak. Ia mengaku bersyukur didukung oleh orang-orang hebat, mulai dari seorang presiden yang hebat, para kolega di pemerintahan banyak yang hebat, tim kerja yang hebat, para wakil menteri deputi dan BOD juga yang tak kalah hebat.

Tak ketinggalan seluruh pekerja BUMN yang ulet dan tangguh di garis terdepan. Tak lupa, Erick juga menyebut peran keluarga sebagai vitamin yang hebat dan rakyat sebagai motivator sekaligus kolabator terhebat.

“Saya bahagia dengan tugas ini, tugas yang diberikan oleh Bapak Presiden dan amanah yang dititipkan oleh Allah SWT kepada saya. Menjadi Menteri BUMN adalah seperti menjalani garis nasib, menjalani kehidupan,” ucap Erick.

Lebih dari setengah periode dia menjabat ini, Erick mengaku masih banyak pekerjaan rumah (PR) yang masih harus diselesaikan. Dia pun mengaku bakal meneruskan proyek transformasi perusahaan pelat merah yang sudah dimulainya.

“Saya selalu bersemangat dalam menghadapi tantangan-tantangan itu lalu mengubahnya jadi berkah, bagi saya kerja adalah bagian dari ibadah, layaknya ibadah saya menikmati dengan khusyuk saat berada di dalamnya. Toh, pada akhirnya tidak ada yang akan mengingat saya hanya karena nama saya tertera di prasasti-prasasti peresmian, bukan itu yang penting, bukan itu yang menjadi tujuan,” ungkap dia.

Atas semua kerja yang sudah dilakukan, pria kelahiran Jakarta tersebut mengucapkan rasa syukur. Ia berharap dapat memenuhi harapan masyarakat.

Erick meyakini perbuatan baik adalah hal yang menular, yang mana semakin banyak berbuat baik akan kian besar juga manfaat secara berjamaah. Pernyataannya ini bukan lah pesan perayaan kesuksesan. Ia hanya ingin menyampaikan bahwa masih banyak hal yang harus kita kerjakan.

“Negara ini hanya akan melihat apa yang sudah kita berikan dan apa yang sudah kita perbuat. Saya tidak berani berjanji tidak ada kekurangan di ujung sana, tapi saya yakin kesempurnaan adalah hasil dari sebuah kerja keras, untuk itu apapun tantangannya, dengan bergandengan tangan bersama Anda semua, saya siap berada di depan. Ayo bersama kita hadapi, kita atasi, Saya berani. Bismillah,” pungkasnya.(Irw13)

Dari berbagai sumber

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here