Menyambut Hari Pahlawan 2022, ada 5 Pahlawan Nasional yang baru ditetapkan Presiden Joko Widodo atau Jokowi pada awal November 2022 lalu.
Memaknai Hari Pahlawan 2022, tentu bisa dilakukan dengan mengenali 5 profil Pahlawan Nasional baru ini. Sebab, banyak cerita unik dan dedikasi mereka yang menarik untuk disimak.
Para Pahlawan Nasional ini datang dari berbagai daerah. Sosok mereka, ada yang merupakan dokter pribadi Presiden Pertama RI Soekarno, ada yang seorang raja di Tanah Jawa, ada pula yang gugur bersama istri saat berjuang.
Terdapat lima tokoh yang mendapatkan gelar pahlawan nasional dari Presiden Joko Widodo sepanjang tahun 2022. Gelar tersebut berdasarkan usulan masyarakat dan telah melalui sejumlah proses seleksi.
Dikutip dari setkab.go.id, Penyematan tanda jasa Pahlawan Nasional ini dilakukan oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) didampingi Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno dalam sidang yang diketuai oleh (Menko Polhukam) Mahfud MD pada Kamis 3 November lalu.
Dalam pertemuan tersebut disimpulkan bahwasannya Presiden pada tahun 2022 akan memberikan gelar Pahlawan Nasional kepada tokoh bangsa yang turut berjasa dan telah berjuang dalam kemerdekaan bangsa.
Berikut lima deretan profil Pahlawan Nasional baru 2022 :
1. KH Ahmad Sanusi
Dikutip dari iqt.uinsgd.ac.id, K.H. Ahmad Sanusi lahir di Sukabumi, tepatnya pada hari Jum’at tanggal 18 September 1888 di Kampung Cantayan, Desa Cantayan, Kecamatan Cikembar Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
KH Ahmad Sanusi merupakan salah seorang anggota Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan seorang tokoh Islam yang memperjuangkan dasar negara Pancasila.
Ulama asal Sukabumi ini juga dikenal sebagai pendiri organisasi Persatuan Umat Islam (PUI). Dirinya sempat ditahan oleh kolonialis Belanda lantaran terlibat dalam upaya-upaya perlawanan terhadap penjajah dan perjuangan kemerdekaan Indonesia.
2. KGPAA Paku Alam VIII
Raja Paku Alam dari tahun 1937-1989 juga telah berjasa bersama Sultan Hamengkubuwono IX mengintegrasikan wilayah Yogyakarta ke Indonesia pada awal kemerdekaan.
Mereka berdua dikenal sebagai dua pemimpin yang merupakan satu kesatuan. Integritas keduanya kerap disebut Dwi Tunggal Raja Yogyakarta.
Rekam jejaknya dalam membangun Indonesia dimulai dari peran dalam hal militer dengfan dengan mendukung para gerilyawan mengusir Belanda dalam agresinya di wilayah Yogyakarta.
3. Raden Rubini Natawisastra
Tokoh yang berasal dari Kalimantan Barat dan lahir pada 31 Agustus 1906 ini sempat menjalankan tugas kemanusiaan dengan menjadi dokter keliling untuk memberi pelayanan di daerah terpencil Indonesia.
Selain itu dirinya juga aktif dalam memimpin organisasi berhaluan politik yang menentang penjajahan Jepang dan menuntut kemerdekaan Kalimantan Barat.
Pahlawan Nasional ini gugur di tangan tentara Jepang dimana saat itu dia tengah menduduki jabatan Kepala Rumah Sakit Umum Sungai Jawi, Pontianak, sekaligus Kepala Bagian Bedah.
4. H Salahuddin bin Talibuddin
Sosok H Salahuddin Talabuddin atau yang lebih dikenal H Salahuddin lahir di Desa Gemia, Kecamatan Patani, Kabupaten Halmahera Tengah, Maluku Utara tahun 1874.
Dia merupakan salah satu orang yang tergabung dalam kelompok SI Merah (Serikat Islam Merah) yang gigih melawan Belanda.
Semasa hidupnya beliau kerap dibuang dan diasingkan karena pergerakan yang dilakukan. Mulai dari dibuang ke Sawahlunto pada tahun 1918-1923, tahun 1941 dibuang ke Nusa Kambangan, dan kemudian dipindahkan ke Boven Digul pada tahun 1942. Sampai akhirnya dieksekusi mati oleh Belanda di Ternate.
5. Soeharto Sastrosoeyoso
DR. dr. H. R. Soeharto lahir pada pada 24 Desember 1908 di Tegalgondo, Solo, Jawa Tengah dan wafat pada tanggal 30 November 2000.
Dokter Soeharto diketahui merupakan dokter pribadi Presiden Soekarno sejak 1942. Selain sebagai dokter, beliau juga sempat menjabat sebagai Menteri Perdagangan, Menteri Perindustrian, hingga Kepala Bappenas di Kabinet Soekarno.
Tidak hanya itu, Pahlawan Nasional baru ini juga turut berjasa dalam pembangunan beberapa infrastruktur di Indonesia.
Seperti dalam pembangunan kawasan Sarinah Thamrin Jakarta, Hotel Indonesia hingga menjadi salah satu pendiri Bank Indonesia.
Tokoh ini juga merupakan pelopor program KB (Keluarga Berencana) dan menjadi salah seorang yang menggagas munculnya Ikatan Dokter Indonesia (IDI).(Irw13)
Dari berbagai sumber