Pekerja Migran Indonesia (PMI) saat akan bekerja ke luar negeri, layak dilepas oleh orang-orang penting di negara ini. Karena PMI adalah pahlawan devisa, yang layak diberikan perlakuan terhomat negara.
Demikian yang disampaikan Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Benny Rhamdani, saat melepas 349 PMI Program Government to Government (G to G) ke Korea Selatan di Hotel eL Royale, Jakarta, Senin (14/11/2022).
Benny mengatakan, sebelum kepemimpinan Presiden Joko Widodo, PMI yang akan berangkat ke luar negeri menginap di wisma-wisma, tidak ada acara pelepasan, dan berangkat begitu saja ke luar negeri.
“Tapi sekarang, sebelum berangkat para PMI merasakan menginap di hotel bintang 4 secara gratis dan dilepas oleh orang-orang penting di negara ini. Karena ini adalah bukti penghormatan negara kepada para PMI,” ujar Benny.
Bahkan Benny menjelaskan, ia menginginkan pelepasan PMI ke luar negeri dilakukan layaknya negara melepas kontingen olimpiade. Bedanya, kontingen olimpiade diutus oleh negara untuk bertarung dalam event kompetisi olahraga, sedangkan para PMI diutus negara untuk bertarung dalam kompetisi global merebut peluang kerja di luar negeri, bertarung dengan negara-negara lain.
Berbagai transformasi yang dilakukan oleh BP2MI ini, sambung Benny, merupakan perintah Presiden Joko Widodo yang memiliki kepedulian kepada rakyat dan PMI. Berbagai fasilitas telah diberikan oleh negara, seperti lounge khusus sebagai tempat rehat istimewa bagi PMI, layaknya tempat rehat orang-orang penting dan kelas atas yang bisa menikmati lounge.
“Tahun ini, pada tanggal 14 Desember 2022, rencananya kita akan meresmikan kembali lima lounge di lima bandara yang ada di Indonesia, yaitu bandara di Semarang, Mataram, Medan, Denpasar, dan Surabaya. Sekaligus juga akan diresmikan fast track sebagai jalur khusus imigrasi bagi PMI,” papar Benny.
Bupati Jembrana, I Nengah Tamba, yang turut memberikan motivasi dalam pelepasan PMI ini mengatakan, Kabupaten Jembrana termasuk daerah yang miskin. Untuk itu ke depannya, Kab. Jembrana berharap akan turut bergerak dalam mengikuti program kerja ke luar negeri.
“Di Kab. Jembrana ada 41 desa/kelurahan, seandainya saja kami bisa memberangkatkan 20 orang untuk bekerja ke luar negeri, dan mereka mampu mengirim uang 10 juta ke desa tiap bulannya. Maka akan ada 200 juta uang yang terkirim ke desa dan itu akan menggerakan ekonomi desa tersebut,” jelas I Nengah.
Sementara itu, Staf Khusus Menteri PAN RB, Wanto Sugito, mengapresiasi BP2MI yang menurutnya termasuk institusi pemerintahan yang cukup transformatif & inovatif. “Kita dapat lihat upaya Kepala BP2MI, Benny Rhamdani dalam memotong mata rantai birokrasi dengan mempercepat pelayanan kepada masyarakat, contohnya dengan langsung merespon pengaduan PMI melalui video call,” pungkasnya.
Hal senada disampaikan juga oleh Komisaris PT PLN, Eko Sulistyo, yang mengungkapkan bahwa apa yang disampaikan oleh Kepala BP2MI ini telah membuka matanya, bahwa BP2MI telah melakukan transformasi dan inovasi yang sedemikian rupa bagi PMI.
“Tentu hal ini perlu didiseminasikan dan disosialisasikan kepada masyarakat, bahwa BP2MI mampu hadir untuk melindungi para PMI,” ucap Eko.
Ia juga berharap, ke depannya akan ada terobosan-terobosan teknologi yang dilakukan oleh BP2MI, melalui platform media sosial untuk memberikan pelayanan saat sebelum, selama dan setelah bekerja, sehingga para PMI bisa memilih akses yang lebih mudah.
“Sekaligus terhadap penempatan ilegal PMI, di mana kita dapat mempersempit bahkan mengurangi ruang mereka melalui terobosan teknologi. Dan sebaliknya, para PMI juga akan mendapatkan akses informasi, akses perlindungan, dan akses konsultasi kepada negara, jadi tidak perlu dengan tatap muka,” tutupnya.
Adapun total PMI yang dilepas pada gelombang ke 92 dan 93 ini, adalah 349 PMI, yang terdiri atas 264 PMI sektor manufaktur, dengan rincian 220 PMI Reguler dan 44 PMI Re-Entry, serta 85 PMI Reguler untuk sektor perikanan.