BP2MI Buka Peluang Penempatan Kerja Tenaga Kesehatan di Belanda(Foto Dok. BP2MI)

Akselerasi BP2MI dalam membuka peluang penempatan Calon Pekerja Migran Indonesia sangat inovatif dengan membuka jalur ke negara penempatan terbaru ke Eropa yaitu Negara Belanda.

Dengan membuka akses seluas-luasnya mendapatkan peluang penempatan CPMI ke Belanda adalah sebuah kesempatan dimana para pahlawan devisa khususnya tenaga kerja yang memiliki keterampilan akan semakin banyak menempati peluang tersebut.

Peluang tenaga Kesehatan di Negara Belanda sangat dibutuhkan utamanya perawat, hal ini menjadi potensi untuk para Calon Pekerja Migran Indonesia(CPMI).

Upaya Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) secara intensif menjajaki peluang kerja luar negeri tenaga kesehatan di Belanda bersama Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Kerajaan Belanda. Duta Besar RI untuk Kerajaan Belanda, Mayerfas, menjelaskan kebutuhan perawat di Belanda diprediksikan akan sangat besar. Karena satu dari empat penduduk Belanda pada tahun 2040 berusia 65 tahun, dengan angka harapan hidup rata-rata mencapai 80 tahun. 

“Alih-alih saat ini Indonesia mengalami surplus perawat, di mana pada tahun 2020 ini terdapat 274 ribu dan akan mencapai 690 ribu di tahun 2025. Kekurangan dan surplus ini adalah kesempatan bagi kedua negara untuk meningkatkan kerja sama di bidang ketenagakerjaan”, tutur Mayerfas, dalam webinar bertajuk Peluang dan Tantangan Tenaga Kesehatan Indonesia di Belanda yang dihelat di Jaarbreus, Utrecht, Belanda, pada Jumat (25/11/2022).
 
Saat ini, lanjut Mayerfas, terdapat 300 hingga 400 perawat Indonesia di Negeri Kincir Angin tersebut yang umumnya bekerja sebagai perawat lansia di panti jompo. Kendati demikian, pendidikan, sertifikasi kemampuan, dan bahasa adalah tantangan serius bagi PMI. 

“Perlu kita atasi bersama demi pembangunan kapasitas perawat Indonesia, khususnya dengan memajukan pendidikan. Peluang meningkatkan kapasitas bidang kesehatan perlu dilakukan bersama untuk meningkatkan kapasitas perawat kita”, imbuhnya. 

Diketahui, salah satu penyelenggara program peningkatan kapasitas tenaga kesehatan Indonesia ke Belanda, Yomema, saat ini sedang melatih sekitar 100 perawat yang memadukan pendidikan dan pekerjaan atau magang. 

Dalam kesempatan yang sama, Deputi Bidang Penempatan dan Pelindungan Kawasan Eropa dan Timur Tengah BP2MI, Irjen Pol. Achmad Kartiko mengatakan hal serupa. “Tantangan yang perlu kita selesaikan adalah bagaimana meningkatkan kemampuan Bahasa Asing para tenaga kesehatan Indonesia, salah satunya dapat dengan memperbanyak kelas-kelas internasional di lembaga pendidikan kesehatan, serta menambah kurikulum Bahasa Asing selain Bahasa Inggris”, jelasnya. 

Kartiko memaparkan, sejauh ini penempatan tenaga kesehatan khususnya perawat telah dilakukan untuk tujuan Jepang dan Jerman melalui skema G to G, serta Kuwait, UEA, Arab Saudi, dan Singapura melalui skema penempatan non pemerintah baik P to P, UKPS, maupun perseorangan.

“Pada prinsipnya BP2MI akan memfasilitasi bagi tenaga kesehatan (perawat) yang ingin bekerja ke luar negeri sepanjang memenuhi kualifikasi yang dipersyaratkan oleh negara tujuan penempatan dan melalui proses penempatan yang prosedural”, ungkapnya. 

Turut hadir dalam acara tersebut, Wakil Kepala Perwakilan RI KBRI Den Haag, Freddy Martin Panggabean; Director of Education Yomema, Bas Speekenbrink; Direktur Penempatan Pemerintah Kawasan Eropa dan Timur Tengah BP2MI, Dyah Rejekiningrum; Founder Thuiszorg INIS, Andre Nasution; Perawat dan Assesor WZHaaglanden, Dessy de Waal; serta Perawat ZZP’er IndoZorg, Zaenal Muttaqin.(Irw13)

Dari berbagai sumber

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here