Cuplikan video Benny Rhamdani yang viral menjadi tema hangat dalam beberapa hari ini. Dalam video viral tersebut, Ketua Umum Barikade 98 Benny Rhamdani mengatakan kegemasannya terhadap pihak-pihak yang merongrong pemerintahan, mengancam keutuhan bangsa yang saat ini sedang berjuang keras mengatasi berbagai persoalan baik nasional maupun global.
Dalam kesempatan tampil di program Catatan Demokrasi yang ditayangkan TV One, (29/11/2022), Benny Rhamdani menegaskan bahwa dirinya pada waktu bertemu dengan Presiden Jokowi di acara Nusantara Bersatu berbicara mengenai dimensi kebangsaan.
“Saya katakan kepada Bapak Presiden bahwa setelah Pilpres 2019, publik rakyat mayoritas tidak hanya pendukung Bapak tapi juga pendukung Prabowo-Sandi menginginkan sebuah rekonsiliasi nasional. Ketika Prabowo-Sandi menyerahkan dirinya menjadi pembantu presiden, itu sebuah sikap negarawan yang harus kita hormati. Semangatnya pasti merah putih, semangatnya pasti rekonsiliasi nasional,” ujar Benny.
Persoalannya, Benny melanjutkan, para pendukung Prabowo-Sandi yang mengaku militan masih melakukan serangan ke pemerintah bahkan dengan cara-cara yang menodai demokrasi, menabrak hukum. “Semua sumpah serapah, caci maki, penyebaran kebencian, hoax, kebohongan, bahkan adu domba antar suku dan agama, ekspresi intoleransi,” papar Benny.
“Pertama, saya ingin memberi pesan kalau kami marah atau gemas, itu kemarahan banyak orang terhadap situasi ini. Nggak boleh ada kelompok masyarakat yang sok jagoan. Kemudian seolah-olah hanya mereka yang berhak menyampaikan pendapatnya, menanipulasi demokrasi padahal mencaci maki sumpah serapah. Kita ingat dulu ‘bunuh Ahok’, ‘penggal kepala’, ‘kafir’, ‘halal darahnya’, ini peristiwa yang menyakitkan kebangsaan kita. Ini merobek melukai merah putih kita. Marah, gemas, wajar!” tegas Benny.
“Kedua, saya katakan pesannya adalah kami ini pemenang, kami ini mayoritas 55% loh yang mendukung Pak Jokowi. Survey terakhir membuktikan kepuasan kepada pemerintah 62%, artinya pendukung Prabowo sekalipun sudah memberikan dukungan atas kerja-kerja pemerintah,” ungkap Benny.
“Nah, bayangkan kalau kami bereaksi melakukan aksi-aksi perlawanan, bertempur di lapangan. Mereka melakukan demo, kita demo tandingan. Mereka melakukan aksi, kita aksi tandingan. Apa yang terjadi dengan bangsa ini? Saya sampaikan kepada presiden, kalau ini kami lakukan, presiden pasti paham, situasi chaos sosial pasti akan terjadi, eksistensi bangsa ini dipertaruhkan,” jelas Benny.
“Poin ketiga, harusnya publik melihat usulan kami relawan, penegakan hukum itu yang harus dilakukan. Respon presiden, oke penegakan hukum,” kata Benny.
Benny juga menjelaskan setiap relawan marah dan gemas, apa jawaban presiden? Ini presiden paling sabar di dunia. Presiden selalu bilang, “Sabar… Saya saja presiden bisa sabar, kenapa kalian relawan tidak bisa sabar?”
“Kemudian Presiden juga berpesan, jangan pernah melakukan cara-cara sebagaimana yang mereka lakukan kepada kita. Serahkan semua pada proses hukum,” ujar Benny
“Kami dalam pertemuan itu hanya mengingatkan kembali. Nah, artinya dorongan untuk penegakan hukum itu tingkat kewarasan yang harus diapresiasi,” jelas Benny.