Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengklaim program transformasi di perusahaan milik negara telah mencapai 80% dan ditargetkan bisa terealisasi 100% pada tahun depan. Klaim tersebut didasarkan pada sejumlah capaian perseroan pelat merah, salah satunya aspek kontribusi BUMN yang mencapai Rp1.198 triliun dalam tiga tahun terakhir.
“Tidak mungkin revenue dan aset kita naik tanpa people dan sistem yang baik kita lakukan. Bagaimana tiga tahun terakhir, selama Covid-19, kita berkontribusi Rp1.198 triliun atau Rp68 triliun lebih tinggi daripada sebelum Covid-19,” bebernya, Selasa (13/12/2022).
Sejak menjabat Menteri BUMN pada 2019, Erick mengaku berupaya mewujudkan transformasi BUMN secara menyeluruh. Selanjutnya pada tahun ketiga menjabat, progres transformasi BUMN telah mencapai 80%.
Indikator keberhasilan transformasi lainnya adalah peluncuran laporan keuangan BUMN secara konsolidasi. Dari pembukuan tersebut, laba BUMN pada 2021 mencapai Rp124,7 triliun lalu naik Rp155 triliun hingga kuartal III/2022.
BUMN juga mencatat peningkatan jumlah kepemimpinan perempuan. Adapun target yang dikejar sebesar 25% kepemimpinan yang diisi perempuan pada 2023. Tak hanya itu, dia juga meningkatkan efisiensi organisasi dan keuangan dan mengurang jumlah perusahaan dari 108 menjadi 41 perusahaan.
“Dulu, dari 108 perusahaan hanya 11 perusahaan yang menyumbang dividen untuk negara. Kini, dari 41 perusahaan ada 20 perusahaan yang turut menyumbang dividen,” terang mantan bos Inter Milan itu. Lalu, PT Bank BRI Tbk melalui program KUR berhasil membuka kesempatan kerja bagi 32,7 juta pekerja UMKM. PT PNM (Persero) melalui program Mekaar menciptakan 13 juta kesempatan kerja bagi ibupreneur dari keluarga pra-sejahtera.
Program Makmur dari PT Pupuk Indonesia (Persero) membina hingga 160.000 petani Indonesia agar bisa produktif. Erick menegaskan, BUMN yang kuat dan sehat bisa menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi.
“Kini, meskipun transformasi BUMN belum mencapai 100%, Alhamdulillah BUMN telah berhasil membuka hingga 45 juta lapangan kerja bagi masyarakat melalui program yang berorientasi pada kesejahteraan rakyat,” tuturnya.
Lebih lanjut, dia menekankan pentingnya bagi Indonesia menciptakan ekosistem ekonomi sendiri yang berdaulat dan berdaya. Erick tak ingin Indonesia sekadar menjadi pengikut dari ekosistem ekonomi bangsa lain.
Sumber : Sindonews.com