Wacana Cawapres pendamping Prabowo Subianto akan di Golkarkan mengemuka jelang pendaftaran pilpres yang akan didaftarkan ke KPU oleh salah satu partai politik yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM).
Tentu saja bergulirnya wacana tersebut semakin kuat Ketika setiap parpol anggota Koalisi Indonesia Maju saling mengunggulkan setiap kandidatnya yang didorong untuk menjadi pendamping Prabowo.
Golkar yang memang menjadi partai politik pemenang pemilu ke-2 tak bisa dinafikan bersikeras memperjuangkan kandidat cawapresnya agar bisa berpasangan dengan Prabowo maka strategi tersebut akan ditempuhnya.
Kendati PAN getol mendukung Erick Thohir di Pilpres sebagai calon wakil presiden, Menteti BUMN itu belum menjadi kader. Yandri mengatakan, walaupun belum menjadi kader tetapi kedekatan dengan partai berlambang matahari itu sudah sangat dekat.
“Kalau ke PAN belum. Tapi kan hubungan emosional, hubungan kedekatan, kemudian setiap acara PAN hampir tidak pernah bang ET tidak hadir, diskusinya nyambung. Memang kita lihat bang ET ini kan pekerja keras,” kata Yandri.
Wakil Ketua Umum PAN itu mengungkapkan, nama Menteri BUMN Erick Thohir menguat dicalonkan sebagai wakil presiden. Sedangkan calon presiden masih menimbang antara Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto atau Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
“Kalau ET posisinya di internal kita menguat jadi cawapres,” ujar Yandri kepada wartawan, dikutip Selasa, (23/5/2023)
Yandri mengatakan, formulasi pasangan Prabowo-Erick Thohir atau Ganjar-Erick masih dipertimbangkan oleh Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan.
“Racikannya itu kan bisa Ganjar-Erick, Prabowo-Erick, bisa yang lain, ini kan bang Zul sedang berkomunikasi,” ujar Yandri.
Meski begitu, PAN masih membuka peluang nama cawapres lain selain Erick Thohir.
“Sedang dikomunikasikan. Kan tidak ada istilah harga mati harga hidup. Semua pada akhirnya kan mencari titik temu yang bisa didaftarkan ke KPU dengan syarat tadi, ada capresnya ada cawapresnya dan 20 persennya terpenuhi,” ujar Yandri.
