Menteri BUMN Erick Thohir (Dok. Kementerian BUMN)

Belajar dari hantaman badai pandemi Covid-19, Menteri BUMN Erick Thohir berupaya untuk memperkuat BUMN Kesehatan. Salah satunya adalah dengan membentuk Holding BUMN Kesehatan. Holding ini terdiri atas Biofarma, Indofarma, dan Kimia Farma.

BUMN di sektor kesehatan ini memiliki tanggung jawab besar dalam mewujudkan kemandirian dan ketahanan kesehatan nasional. Erick menegaskan, BUMN sektor kesehatan terus memperkuat konsolidasi setelah terbentuk dalam satu holding.

Atas dasar itu, Indonesia perlu memitigasi risikonya, antara lain dengan memperkuat deretan perusahaan Kesehatan di tanah air.

“Saya sudah targetkan untuk lima tahun ke depan, industri kesehatan BUMN bisa ambil ceruk pasar 15 persen-20 persen,” ujar Erick.

Erick meyakini targetnya mampu terealisasi. Pasalnya, BUMN-BUMN tersebut memiliki sumber daya yang lengkap dalam sektor kesehatan, baik dari aspek logistik, klinik, obat, hingga vitamin.

Erick menyampaikan penguatan BUMN sektor farmasi juga menjadi bentuk kesigapan pemerintah dalam mengantisipasi terjadinya pandemi di masa yang akan datang.

Uniknya, Erick juga memadukan BUMN di Bidang Kesehatan dengan Pariwisata. Kali ini dalam proyek di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan pertama di Indonesia yang terletak di kawasan Sanur, Bali.

Disini, Erick Thohir memadukan BUMN Farmasi dan BUMN Pariwisata untuk mengembangkan kawasan, dengan mendirikan Bali International Hospital yang bekerjasama dengan Mayo Clinic sebagai rumah sakit terbaik di Amerika Serikat dan terpercaya di industri kesehatan dunia.

Dikelola Hotel Indonesia Natour selaku anak usaha InJourney, KEK Sanur, dibangun sebagai wisata medis pertama di Indonesia, yang diproyeksi membuka peluang senilai Rp 97 triliun yang selama ini hilang karena dua juta Warga Negara Indonesia yang pergi ke luar negeri untuk mendapatkan layanan kesehatan.

“Kita undang dokter diaspora Indonesia yang berada di luar negeri untuk kembali ke Indonesia. Yang menarik, dokter diaspora banyak yang akan pulang kampung, saat ini ada 10 yang sudah mendaftar,” katanya.

“Kalau dokter bisa kembali ke Indonesia, kita sudah siapkan industrinya, ada spesialis kecantikan, rambut, jantung, kanker, dan kulit, ini bagus untuk ekonomi Bali,” tambah Erick.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here