Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan kepercayaan kepada Erick Thohir untuk beberapa program strategis pemerintah. Mulai dari memimpin Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) hingga Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN).

Wakil Ketua Barikade 98, Nuryaman Berry Hariyanto menilai, kepercayaan Jokowi kepada Erick tidak muncul secara tiba-tiba. Kepercayaan itu tumbuh setelah Erick berhasil menyukseskan Asian Games 2018 silam.

“Menurut saya, kepercayaan Jokowi bukan tiba-tiba. Tapi sekelas Jokowi pasti awalnya pernah mencoba memberikan program kerja ke Erick Thohir. Momen tersebut saat Asian Games,” kata Nuryaman Bery dikutip dari Medcom.id, Rabu, (18/5/2022).

Asian Games 2018 yang merupakan ajang olah raga internasional ternyata berhasil diselenggarakan secara meriah di bawah kepemimpinan Erick Thohir.

Pria yang juga akrab dipanggil Berry ini mempercayai, keberhasilan tersebut menjadi salah satu modal yang membuat Erick mendapatkan tugas memimpin Kementerian BUMN.

“Kementerian BUMN sangat strategis diserahkan ke Erick Thohir. Posisi tersebut adalah tempat terbaik bagi Erick di mata Presiden Jokowi,” ujarnya.

Terlepas dari itu sambung Berry, Erick Thohir merupakan seorang profesional sebelum masuk dalam jajaran kabinet. Rekam jejaknya sebagai pengusaha tidak bisa diabaikan.

“Selain rekam jejak secara nasional dan internasional, Erick Thohir memiliki attitude yang baik secara personal. Sehingga kepercayaan diberikan Presiden Jokowi,” jelasnya.

Profesional dan kinerja yang baik, membuat Erick Thohir masuk dalam salah satu calon pemimpin Indonesia di masa depan. Sehingga wajar ketika mantan Bos Inter Milan tersebut masuk dalam kandidat capres.

“Kepercayaan Jokowi dan kinerja profesional Erick Thohir yang menjadi penyebab dia masuk dalam bursa capres di 2024,” ungkap Berry.

Erick Thohir saat silahturahmi dengan Presiden Jokowi

Sebelumnya, nama Erick Thohir yang dipasangkan sebagai pendamping calon presiden terbilang mendongkrak persentase elektabilitas Capres.

Hal itu terlihat dalam hasil survei simulasi tiga pasangan Pilpres yang dilakukan Lembaga Indikator Politik Indonesia.

Misalnya, Anies-AHY 27,4 persen Vs Ganjar-Erick 32,2 persen versus Prabowo-Puan 28,7 persen.

Kemudian Anies-AHY 27,1 persen Vs Ganjar-Airlangga Hartarto 29, 7 persen versus Prabowo-Erick 31 persen. Selanjutnya, Anies-AHY 29,2 persen Vs Ganjar-Puan 26,9 persen Vs Prabowo-Erick 31,8 persen.

Tidak ketinggalan simulasi Anies-Erick 26,2 persen Vs Ganjar-Airlangga 31,2 persen Vs Prabowo-Puan 29,4 persen.

“Untuk simulasi dua pasangan, nama Anies-Erick 41,1 persen Vs Prabowo-Puan 38,9 persen. Ganjar-Erick 41,8 persen Vs Prabowo-Puan 39 persen. Ganjar-Puan 33,1 persen Vs Prabowo-Erick 47,5 persen. Ganjar-Anies 44,1 persen Vs Prabowo-Erick 39,7 persen,” kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi.

Survei Indikator Politik Indonesia dilakukan secara tatap muka pada 11 Februari-21 Februari 2022.

Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.

Penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling. Dalam survei ini jumlah sampel basis sebanyak 1.200 orang. Sampel berasal dari seluruh Provinsi yang terdistribusi secara proporsional.

Dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel basis 1.200 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error–MoE) sekitar 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

“Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih,” kata Burhanuddin.

Sumber: medcom.id

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here