Hadir dalam diskusi publik yang digelar oleh Gabungan Koalisi Masyarakat Sipil, Jubir TPN Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden (Capres Cawapres) Ganjar Pranowo – Mahfud MD, Aiman Witjaksono menegaskan bahwa dirinya bergabung di TPN Ganjar Mahfud (GaMa) dan bersedia ditunjuk sebagai jubir karena ingin ikut menjaga demokrasi.

“Saya jadi Jubir untuk menjaga demokrasi Indonesia, jadi bukan karena Ganjar dan Prabowo,” tegasnya di awal paparannya yang disampaikannya di Gedung Joang 45 Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (28/11/2023).

Pada kesempatan itu, Aiman menyinggung soal demokrasi Indonesia yang saat ini tengah terancam. Dia mencontohkan, Mahkamah Konstitusi (MK) yang kini tengah terpuruk karena permasalahan pelanggaran kode etik dan pedoman perilaku hakim.

Salah satu syarat yang ditegaskan dalam UUD 1945, seorang hakim konstitusi adalah seorang negarawan yang menguasai konstitusi dan ketatanegaraan.

“Hakim konstitusi satu satunya penjabat yang negarawan. Tapi yang terjadi melakukan pelanggaran kode etik, yang menguntungkan keluarganya,” ucap Aiman.

Mencermati proses yang terjadi, bagaimana kemudian keputusan yang dibuat oleh Ketua MK, Usman yang kebetulan adalah saudara Gibran memberikan karpet merah kepada Gibran melenggang menjadi cawapres serta keputusan MKMK yang memutus bersalah Ketua MK, sehingga Usman kehilangan jabatannya, Aiman menganggap bahwa itu menimbulkan keresahan dalam masyarakat. Pada akhirnya, mulai dari rakyat jelata, koalisi masyarakat sipil hingga budayawan menyuarakan aspirasinya.

“Bersuara atas keresahan di MK, mimpi buruk di MK jangan terjadi lagi oleh karena itu, mengingatkan adalah hal yang wajib untuk dilakukan,” katanya.

Aiman lantas menyampaikan upayanya untuk menjaga demokrasi Indonesia tetap utuh adalah dengan cara mendukung Ganjar dan Mahfud menjadi Capres Cawapres 2024.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here