Kegiatan BP2MI dalam rangka upaya memberikan informasi dan sosialisasi mengenai peluang kerja ke luar negeri dilakukan terus-menerus hingga menyasar institusi pendidikan diantaranya Kampus Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM).
Mengingat mahasiswa merupakan kaum intelektual dan sebagai agen perubahan sudah selayaknya mempersiapkan diri untuk menghadapi dunia kerja pasca kelulusan nantinya. Persiapan ini tentu menjadi peluang dan kesempatan bagi para mahasiswa yang sudah menyelesaikan masa studinya apalagi bisa bersaing mendapatkan kesempatan bekerja di luar negeri.
Akselerasi BP2MI tentu saja mendapat apresiasi dari para mahasiswa baik yang baru masuk maupun yang akan menamatkan kuliahnya dalam kesempatan itu Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) sekaligus Ketua Umum Barikade 98, Benny Rhamdani, memberikan orasi ilmiah pada Pengenalan Kampus Mahasiswa Baru dan Dies Natalis Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) ke-22, Senin (26/9).
Benny memaparkan, bekerja merupakan hak asasi yang harus dilindungi oleh negara. Hal ini tertera jelas dalam konstitusi negara.
“Negara menjamin hak, kesempatan, dan memberikan pelindungan setiap warga negara tanpa diskriminasi. Dan negara wajib hadir melindungi dari perdagangan manusia, atau yang kita kenal istilahnya sebagai human trafficking atau TPPO (Tindak Pidana Perdagangan Orang). Negara harus benar-benar melakukan proteksi kepada setiap warga negaranya, agar tidak menjadi korban human trafficking,” papar Benny di Smart Building UNIKOM.
Namun realitasnya, sambung Benny, masih terdapat Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang diberangkatkan secara non prosedural, dan menjadi korban perdagangan manusia yang dilakukan para sindikat.
“Mereka adalah orang-orang yang rentan mengalami berbagai eksploitasi, kekerasan fisik, kekerasan seksual, gaji yang tidak dibayar karena tidak pernah diikat oleh perjanjian kerja, pemutusan hubungan kerja secara sepihak, diperjualbelikan dari majikan satu ke majikan yang lain, dan banyak anak-anak kita yang kerja di laut lepas mengalami kekerasan di atas kapal, meninggal dan jenazahnya dilarungkan dibuang di tengah laut,” tuturnya.
Benny mengatakan, di sisi lain masih banyak kisah sukses dari para pekerja migran yang diberangkatkan secara resmi oleh negara.
“Mereka harus mengikuti pelatihan sehingga mereka menjadi kompeten. Dan mereka memiliki keahlian di bidang tertentu sesuai sektor pekerjaan yang dipilih. Mereka harus mengikuti pelatihan dalam waktu yang sangat lama,” imbuh Benny.
Benny menambahkan, para PMI yang berangkat secara resmi, gajinya cukup tinggi, bahkan mengalahkan para pejabat negara.
“Kalau Kepala Badan gajinya 26 juta, mereka yang tadi kita lepas gajinya di antara 24 sampai 34 juta. Tapi kalau lulusan UNIKOM di bidang IT, teknologi, peluang kerja untuk perusahaan multi internasional oil and gas, gajinya pasti di atas ratusan juta. Semoga ada yang lulus di UNIKOM dan bisa berangkat menangkap peluang kerja di luar negeri,” harapnya.
Sumber : bp2mi.go.id