Pembiayaan infrastruktur yang berkelanjutan harus diimbangi dengan APBN yang sehat. Pemerintah perlu membentuk kendaraan baru dalam hal pembiayaan infrastruktur, maka lahirlah Indonesia Investment Authorithy (INA).
Ini menjadi perjalanan baru bagi para BUMN. Karena ini yang ingin dilihat oleh Presiden, yaitu kemampuan BUMN untuk terus membuat proyek baru, menciptakan nilai tambah, dan kewajiban untuk melepaskan. Itulah bagaimana pembangunan akan berjalan di Indonesia dan terus berlanjut. Meski membutuhkan pola pikir yang sama sekali berbeda.
Sehingga BUMN memahami new way of thinking atau mindset di dalam membangun Indonesia. Karena memang pembangunan harus berjalan dengan neraca keuangan yang terus terjaga sehat. Itulah yang menjadi tantangan Indonesia dimasa yang akan datang.
Diharapkan ini menjadi milestone pertama dan kemudian akan menjadi akhir dari cerita. Kemudian dapat di anggap benar-benar awal dari semua bab yang akan dilihat dan berlanjut untuk melihat bagaimana Indonesia mampu menjadi tujuan dari pembiayan dan investasi yang kredibel, yang sama-sama menguntungkan dan memberikan manfaat yang sangat nyata bagi rakyat Indonesia.
Melalui skema pendanaan dari investor strategis, bukan dari utang Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terus melakukan pembenahan perusahaan pelat merah. Selain melakukan restrukturisasi, diharapkan akselerasi yang ditempuh oleh Kementerian BUMN agar terus dapat mengupayakan pembangunan infrastruktur seperti jalan tol tidak ketergantungan dari APBN.
Head of Research Jarvis Asset Management Andri Ngaserin menilai, kebijakan Menteri BUMN Erick Thohir yang melakukan pembangunan infrastruktur melalui skema pendanaan dari investor strategis, merupakan langkah yang baik dan patut diapresiasi.
Sebab dengan adanya investor baru yang masuk dan berinvestasi di jalan tol, akan menciptakan diversifikasi pendanaan pembangunan infrastruktur. Sehingga nantinya pembangunan infrastruktur jalan tol tidak hanya mengandalkan dari APBN.
Manfaat lainnya yang bisa didapatkan jika menghadirkan investor strategis adalah menciptakan Good Corporate Governance (GCG) yang lebih baik di proyek strategis nasional.
“Langkah Menteri Erick untuk melanjutkan pembangunan infrastruktur seperti jalan tol melalui skema pendanaan dengan mendatangkan investor strategis merupakan langkah rasional. Menggandeng investor strategis selain mengurangi ketergantungan pembangunan infrastruktur dari APBN, juga mengurangi risiko pemerintah dan menciptakan Good Corporate Governance yang lebih baik di proyek strategis Nasional,”ujar Andri dilansir dari Kontan.co.id Jumat (7/10/2022).
Kini Pemerintah melalui Kementrian BUMN tengah menawarkan proyek pembangunan infrastruktur kepada investor strategis. Melalui Lembaga Pengelola Investasi (LPI) atau Sovereign Wealth Fund (SWF), Kementerian BUMN mencari mitra strategis yang mau membiayai pembangunan infrastruktur nasional dengan sumber pendanaan non APBN.
Salah satu ruas tol yang akan ditawarkan ke investor adalah ruas tol Kanci-Pejagan dan Pejagan-Pemalang.
PT Waskita Karya Tbk melalui anak usahanya PT Waskita Toll Road (WTR) dan Indonesia Investment Authority (INA) sudah resmi menawarkan proyek infrastruktur ke investor.
Kerja sama dan kesepakatan pencairan dana dari INA, melalui anak perusahaan yang sepenuhnya milik lembaga pengelola investasi Indonesia itu, yaitu PT Rafflesia Investasi Indonesia (RII) dan PT Abhinaya Investasi Indonesia (AII) diyakini akan membuat arus kas Waskita Karya semakin kuat untuk pengembangan proyek-proyek tol yang lainnya.
Ruas tol Kanci-Pejagan dan Pejagan-Pemalang yang ditawarkan INA dinilai Andri akan membuat investor tertarik untuk masuk dan berinvestasi di berbagai proyek infrastruktur yang ditawarkan Pemerintah.
Selain ditawarkan dengan harga yang kompetitif, prospek bisnis yang akan didapatkan investor dari ruas tol Kanci-Pejagan dan Pejagan-Pemalang juga dinilai Andri sangat menjanjikan.
“Skema penawaran oleh INA ini win-win. Tidak membuat investor rugi dan tidak membuat BUMN tekor. Prospek ruas tol Kanci-Pejagan dan Pejagan-Pemalang ini sangat bagus dan banyak investor tertarik untuk berinvestasi di pembangunan jalan tol,”tutur Andri.
Langkah lainnya yang dilakukan Menteri Erick untuk terus memperbaiki kinerja dan menggembangkan perusahaan BUMN tanpa mengandalkan dana APBN yang diapresiasi Andri adalah rencana penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering/IPO) 4 anak usaha BUMN.
Mereka yang akan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) hingga tahun 2023 mendatang adalah PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), PT Pertamina Hulu Energy (PHE) PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) dan Palm Co.terang Andri.
Sumber : kompas.com