Lembaga survei Indikator Politik merilis capres Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto selalu mendapatkan posisi teratas saat dipasangkan dengan Erick Thohir.

Tren elektabilitas Menteri BUMN Erick Thohir sebagai calon wakil presiden (cawapres) semakin kuat. Sejumlah pengamat menyebut, mantan Ketua Tim Sukses Jokowi itu punya potensi menuju Pilpres 2024.

Sebelumnya pada survei Poltracking Indonesia, elektabilitas Erick Thohir sebagai cawapres terbilang moncer. Eks Presiden Inter Milan itu menempati posisi cawapres terkuat dengan elektabilitas sebesar 10,8 persen.

Adapun faktor kinerjanya yang mentereng dan menuai banyak prestasi sebagai Menteri BUMN  dinilai menjadi salah satu pendorong meningkatnya elektabilitas Erick Thohir.

Baru-baru ini lembaga survei Indikator Politik merilis survei terbaru terkait peta politik Pilpres 2024. Hasilnya, calon presiden (capres) favorit Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto selalu mendapatkan posisi teratas saat dipasangkan dengan Erick Thohir.

Dalam berbagai simulasi, Erick Thohir terbukti memberikan kontribusi elektoral terhadap peningkatan elektabilitas pasangan. Simulasi pertama pasangan Ganjar Pranowo – Erick Thohir di angka 43,4% meraih posisi tertinggi, kemudian disusul Prabowo Subianto – Puan Maharani meraih 29,4%, dan Airlangga Hartarto – Ridwan Kamil dengan elektabilitas 11,0%.

“Dalam simulasi, elektabilitas pasangan Ganjar-Erick Thohir mengalami kenaikan dari survei sebelumnya,” terang Direktur Eksekutif Indikator Burhanuddin Muhtadi dalam rilis Survei Nasional periode 13 – 20 September 2022, Senin (3/10/2022).

Dalam simulasi diduetkan dengan Puan Maharani, pasangan Ganjar-Puan hanya meraih 34.4%, kalah dari pasangan Prabowo – Erick Thohir unggul 37.3%. Kemudian Prabowo Subianto juga mendapati berkah elektoral ketika dipasangkan dengan Erick Thohir. Dalam simulasi, Prabowo bisa unggul meraih 37,7% saat diduetkan dengan Erick Thohir ketimbang dipasangkan dengan Muhaimin Iskandar sebesar 32.0% dan Puan Maharani 29.4%

Burhanuddin mengatakan survei tersebut adalah gambaran preferensi publik terhadap calon-calon pemimpin Indonesia selanjutnya setelah Presiden Jokowi usai. “Survei ini memotret bagaimana preferensi publik terhadap calon-calon pemimpin masa depan,” pungkasnya.

Seperti diketahui, survei Indikator menggunakan metode multistage random sampling. Dalam survei ini jumlah sampel sebanyak 1.220 orang. Sampel berasal dari seluruh Provinsi yang terdistribusi secara proporsional. Dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel 1.200 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error–MoE) sekitar ±2.9% pada tingkat kepercayaan 95%.

Sumber : sindonews.com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here