Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di sela-sela IMF Annual Meetings 2022 di Washington DC, Amerika Serikat pada Selasa, 11 Oktober 2022. FOTO/Instagram Sri Mulyani

Kondisi ekonomi global sedang tidak baik-baik saja. Puluhan negara antre untuk mendapat dana talangan dari International Monetary Fund (IMF). Selain itu, puluhan negara juga bakal masuk jurang resesi tahun depan. Jumlah tersebut mencapai sepertiga dari kekuatan ekonomi dunia. 

Ada banyak alasan yang membuat ekonomi dunia suram seperti ini. Mulai dari perang dagang yang berlanjut dengan pandemi Covid-19. Disusul Perang Rusia-Ukraina, hingga pengurangan stimulus oleh bank sentral negara-negara raksasa.

Semuanya memiliki efek berganda, mulai dari harga komoditas naik, inflasi melonjak, arus logistik terganggu, hingga kaburnya arus modal asing di negara-negara berkembang.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sering dan berulangkali menyebutkan bahwa ekonomi dunia akan gelap di 2023. Tidak ada yang memprediksi apa yang akan terjadi tahun depan. Yang jelas, semuanya serba sulit. Hanya negara-negara tertentu yang bakal selamat dari kegelapan.

Terbaru, Jokowi memberikan bocoran, dirinya baru saja mendapat kabar dari Menteri Keuangan Sri Mulyani yang  tengah berada di Amerika Serikat (AS). Sebanyak 28 negara meminta pertolongan kepada IMF untuk dibantu perekonomiannya.

“Saya pagi dapat informasi dari pertemuan di Washington DC, 28 negara sudah antre di markasnya IMF, menjadi pasien,” ujar Jokowi dalam Investor Daily Summit 2022 di Jakarta Convention Center, Selasa 11 Oktober 2022.

Menurut dia, itu jadi peringatan bagi Indonesia agar tidak sampai ikut jadi negara yang bangkrut. “Ini yang kita lagi tetap menjaga optimisme, tetapi yang lebih penting hati-hati dan waspada,” tegas Jokowi.

Perubahan fundamental dalam ekonomi global saat ini memang sedang terjadi. Dari yang dulunya relatif mudah diprediksi, dihitung, dikalkulasi, menjadi dunia yang penuh ketidakpastian dan volatilitas tinggi. Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva bertemu Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Keduanya berdiskusi tentang perkembangan terkini ekonomi global yang sedang tidak baik-baik saja.

Momen pertemuan itu dibagikan Georgieva di akun resmi Instagram-nya, Selasa (11/10/2022). Dia mengapresiasi Indonesia yang bisa meraih pertumbuhan ekonomi tinggi di tengah kondisi dunia yang berat.

“Indonesia tetap menjadi titik terang dalam ekonomi global yang memburuk,” katanya dalam bahasa Inggris.

Sri Mulyani di media sosialnya juga turut membagikan momen pertemuan dengan bos IMF tersebut. Bendahara Negara itu menyebut pertemuannya turut membagikan kekhawatiran terkait kondisi dunia saat ini.

“Sepertiga negara di dunia akan mengalami tekanan ekonomi dalam 4-6 bulan ke depan baik karena kesulitan akibat beban utang yang tinggi, ditambah lemahnya fundamental makroekonomi dan isu stabilitas politik. Ini terjadi tidak hanya di negara berkembang, namun juga kondisi di banyak negara maju,” ujar Sri Mulyani.

Untuk menghadapi kondisi global saat ini, keduanya sependapat perlu ada mekanisme mitigasi risiko resesi yakni membuat bantalan (buffer) agar negara yang mengalami kesulitan dapat dibantu dan tidak terperosok ke dalam jurang krisis dan resesi ekonomi yang lebih dalam.

“Indonesia akan terus aktif mendukung dirumuskannya opsi-opsi dan langkah konkret untuk memitigasi risiko multi krisis saat ini,” pungkas Sri Mulyani. (Irw 13)

Dari berbagai sumber

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here