Erick Thohir bersama Menpora dan Presiden FIFA

Ada secercah harapan ketika mendengar kabar Erick Thohir maju mencalonkan dirinya sebagai ketua umum PSSI. Jujur, saya sudah muak dengan PSSI yang kinerjanya memperihatinkan.

Saya bukan pengamat PSSI. Saya hanya suka sepak bola dan sangat senang kalau melihat timnas kita berlaga di arena internasional. Bagi saya ada kebanggaan luar biasa setiap melihat aksi 11 orang pilihan itu menggocek bola dan menjebloskannya ke gawang lawan.

Ada rasa gemas manakala operan-operan bolanya dipotong lawan atau melaju terlalu cepat. Saya dan jutaan pemirsa TV di tanah air pasti bakal teriak kegirangan manakala timnas kita berhasil menyarangkan bola ke gawang lawan. Tidak peduli, meski diakhir laga, timnas kita kalah.

Dan kekalahan demi kekalahan kerap menyatroni timnas kita. Sedih? Jelaslah! Kecewa? Apalagi itu! Saat ini nggak ada yang bisa dibanggakan dari timnas kita walau saya yakin sejuta persen kalau mereka sudah bekerja keras untuk memberikan yang terbaik bagi Merah Putih.

Kadang zalim juga rasanya kalau kita memaki-maki pemain dan pelatih -entah itu lewat sumpah serapah spontan atau postingan di media sosial- setiap timnas kita kalah.

Tapi, begitulah. Rakyat republik ini haus kemenangan dan rindu kejayaan timnas. Tidak usah muluk-muluk jadi juara dunia seperti Argentina. Menjadi juara se-ASEAN saja sudah cukup menghibur, membantu melupakan perihnya kehidupan yang belakangan ini terasa menyesakan.

Saya tidak mengetahui bagaimana persisnya kinerja PSSI selama ini dan saya tidak mau peduli juga. Namun, seperti kebanyakan masyarakat awam, mengapa PSSI begitu susah mengukir prestasi bahkan untuk level seperti ASEAN.

Belum lagi beragam persoalan terkait iklim kompetisi sepak bola yang entah bagaimana carut marutnya hingga berujung pada meletusnya gas air mata di Kanjuruhan yang menelan banyak korban jiwa.

Kasus Kanjuruhan adalah tonjokan keras bagi PSSI, juga kita. Masih banyak yang belum puas dengan upaya penyelidikan terkait peristiwa mengenaskan tersebut.

Di tengah kegalauan, muncul Erick Thohir yang langsung mengontak Presiden FIFA Gianni Infantino untuk meredam kasus tersebut agar jangan sampai FIFA menjatuhkan sanksi bagi Indonesia.

Saya yakin, aksi Erick itu bukan kerja sendiri tapi bisa jadi ada perintah khusus untuk mengawal agar persoalan tidak membesar.

Erick Thohir pasti bekerja keras menjawab semua pertanyaan Gianni dan kawan-kawannya terkait Kanjuruhan. Dan saya yakin juga mantan Presiden Inter Milan itu bisa menjelaskannya dengan bernas sehingga akhirnya Indonesia selamat dari sanksi FIFA, meski peristiwa itu menjadi catatan yang tidak boleh dilupakan.

Nah, kemampuan lobi Erick ini tentunya menjadi salah satu bukti kepiawaiannya dia dalam urusan yang melibatkan banyak kepentingan. Dengan lugas, Erick yang juga hobi basket ini berupaya menjalin komunikasi dengan berbagai pihak agar sepak bola Indonesia kembali bergairah.

Bahkan tidak segan-segan memberikan dukungannya untuk membina pemain-pemain sepak bola muda dari tanah Papua melalui Papua Football Academy yang didukung oleh PT Freeport Indonesia yang sebagian sahamnya dimiliki Pemerintah melalui BUMN.

Soal urusan sepak bola di Indonesia, kita butuh darah segar untuk menghidupkan kembali gairah bermain bola yang cantik di lapangan hijau. Tidak boleh adalagi orang-orang yang mengambil untung secara sepihak dengan mengorbankan kualitas pembinaan pemain.

Kita sudah bosan menelan kekalahan. Kini saatnya bangkit, menghadirkan spirit sepak bola yang sarat prestasi. Dan bagi saya, Erick Thohir adalah jawaban untuk mendobrak kebekuan prestasi timnas kita.

Apalagi Erick Thohir dengan tegas mengatakan, “Butuh nyali membenahi PSSI dari tangan kotor. Sudah saatnya sepak bola Indonesia naik kelas. Dengan pondasi profesionalisme, saya optimistis kita akan mampu bersaing di pentas yang lebih tinggi.”

Bagaimanapun juga sepak bola adalah bisnis yang menggiurkan. Jadi sudah sepantasnya dikelola oleh orang yang mengerti bisnis secara profesional. Erick Thohir adalah kunci. Dia sudah selesai dengan dirinya sendiri.

Makanya, saya menyambut girang pencalonannya dia sebagai ketua umum PSSI. Saya rindu mendengar teriakan suka cita ketika pemain timnas kita menyarangkan bola ke gawang lawan. Goooollll…!

Andi Wahyudi (DPN Barikade 98)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here