Menteri BUMN Erick Thohir (Foto Dok. Kementrian BUMN)

Pengembangan biodiesel di Indonesia memiliki peran strategis dan memberikan pengaruh positif dalam berbagai aspek. Implementasi biodiesel di Indonesia menjadikan Indonesia sebagai pionir dalam pemanfaatan biodiesel, dengan implementasi biodiesel 30% (B30) pada tahun 2020. Sementara itu, pada dunia aviasi, uji terbang dengan menggunakan bioavtur 2,4% juga berhasil dilakukan dengan baik.

Pada tahun 2021, nilai ekonomi dari implementasi B30 mencapai lebih dari USD4 miliar dan berhasil menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) hingga 25 juta CO2e.

Penerapan mandatori biodiesel yang melibatkan multi-stakeholder bukan tanpa tantangan. Sebelum dilaksanakan, penting untuk memastikan bahwa program tersebut memenuhi tiga kriteria utama, yakni layak secara teknis, dapat diandalkan secara ekonomi, dan dapat diterima secara politik serta membutuhkan komitmen dari semua pihak.

Indonesia menjadi pemain bio diesel dengan memasok green diesel component akselerasi yang dilakukan Pertamina menembus eropa yang memiliki kebutuhan tinggi adalah peluang besar untuk ekspansi dan menguasai pasar dunia.

Pasokan green diesel ke eropa mendapat apresiasi dari Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, ekspansi Pertamina Group terkait green diesel component (GDC) atau komponen biodiesel di pasar Eropa. Ekspansi tersebut dijalankan oleh Kilang Pertamina Internasional (KPI), Pertamina International Marketing dan Distribution (PIMD) dan Pertamina International Shipping (PIS).

Erick Thohir mengatakan, new and renewable energy atau energi baru terbarukan (EBT) ini memiliki keunggulan ramah lingkungan dan kualitasnya lebih baik dari biodiesel konvensional

“Bahan baku biodiesel ini umumnya dari virgin vegetable oil, namun dapat juga menggunakan used cooking oil (UCO) dan waste residue dari animal fat,” ujar Erick Thohir saat menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman antara Pertamina Group dengan perusahaan Eropa Trafigura di London, Inggris, seperti dikutip dari keterangan tertulis, Sabtu (1/10/2022).

Permintaan GDC di Uni Eropa terbagi dalam dua kategori yakni base CPO sekitar 150.000 metrik ton per tahun dan base UCO 300.000 hingga 500.000 metrik ton per tahun. Trafigura telah menyampaikan ketertarikan dalam membeli GDC Pertamina Group

“Trafigura bahkan telah lebih dulu melakukan pembelian ke Pertamina Group. Perjanjian ini dilakukan agar penjualan green diesel component bisa berjalan secara long term,” ucap Erick.

Erick menyebut potensi konsumsi FAME & bahan baku biodiesel Eropa akan terus meningkat seiring target European Renewable Energy Directive (RED II) untuk penggunaan energi terbarukan pada 14 persen di sektor transportasi seluruh Eropa di 2030 atau naik dari target RED I yang sebelumnya sebesar 10 persen.

Sumber : liputan6.com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here