Fenomena Citayam Fashion Week (CFW) menjadi magnet bagi para pelaku bisnis kontent kreativ, seiring dengan perkembangannya para kawula muda memiliki ruang dan kesempatan untuk mengekspresikan ide-ide kreativnya.
Semua mata tertuju pandangannya dengan anak-anak muda Sudirman, Citayam, Bojong, Depok Ketika berlenggak-lenggok bak peragawan ala street fashion. Kalangan Selebritispun tidak malu-malu ikut demam dengan CFW yang mewabah menjadi kiblat untuk street style ini.
Peristiwa ini persis seperti di negara Jepang awal tahun 1980-an dimana semua anak-anak mudanya gandrung dengan Harajuku Style dimana Kaum Muda datang dari berbagai pelosok kota kecil Seperti Osaka, Matshusima, Nakatsugawa, Fujinomiya dan lain-lainnya berbondong-bondong ke Ibu Kota Jepang Tokyo.
Menariknya, Harajuku bukan sekadar ajang pamer busana nyentrik, tapi juga sebuah gerakan melawan aturan sosial yang ketat dan tekanan untuk menyesuaikan diri dengan norma.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyambut terbuka gagasan pemindahan ajang Citayam Fashion Week (CFW) ke Sarinah.
Selama ini, Erick Thohir mengaku tidak pernah membuat pernyataan apa pun mengenai CFW.
Karena menurut Erick, fenomena tersebut merupakan murni gerakan dan aksi kreatif anak-anak muda sehingga mereka lah yang mempunyai hak dalam menentukan arah kreativitas tersebut ke depan.
“Saya masih pelajari dulu, saya tidak pernah bikin pernyataan mengenai CFW, ketika Wagub atau siapa pun menyebut Sarinah menjadi alternatif CFW saya sih terbuka saja,” ujar Erick di Jakarta, Sabtu (30/7).
Namun, Erick ingin pemindahan CFW ke Sarinah murni untuk memberikan ruang yang lebih besar bagi anak-anak muda berkreasi. Erick tak ingin niat baik anak-anak muda justru dicampuradukan dengan hal-hal yang di luar tujuan mereka.
“Selama untuk kebaikan, selama jangan dipolitisir. Kasihan kreativitas anak-anak muda, kita harus hargai,” ucap Erick.
Erick menyebut ajang CFW merupakan langkah inovasi anak muda untuk tampil dalam kegiatan yang positif. Hal ini jauh lebih baik mengingat banyak anak muda yang tengah mengalami persoalan terhadap aktivitas negatif hingga terjebak narkoba dan kejahatan jalanan.
“Selama mereka bisa berkreativitas yang positif, kenapa tidak kita jaga. Namanya anak muda, saya juga punya anak, kadang-kadang anak saya bandel, ya kita sebagai orang tua mesti mengingatkan, tapi tidak bisa anak kita bandel, kita hukum sampai dia tidak bisa berkreativitas, jadi saya terbuka saja selama tidak dipolitisir,” kata Erick menambahkan.
Sumber : liputan6.com