Lokasi aktifitas trafik peti kemas Pelindo.(Foto: Dok. Pelindo)

Penggabungan PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo yang telah dilaksanakan pada 1 Oktober 2021 lalu merupakan salah satu program transformasi yang dilaksanakan oleh Kementerian BUMN.

Penggabungan atau merger BUMN Kepelabuhanan merupakan langkah penting dalam rangka meningkatkan efektivitas dan efisiensi kepelabuhanan nasional. 

Sejak Erick Thohir resmi menduduki kursi Menteri BUMN, ia berkomitmen untuk melakukan transformasi besar-besaran dan menyeluruh di Kementerian BUMN.

Aksi bersih-bersih korupsi, pemberdayaan ekonomi kerakyatan, hingga melakukan merger atau peleburan perusahaan, adalah sejumlah langkah yang ditempuh untuk memperkuat posisi BUMN sebagai agen pembangunan dan berdaya saing global.

Baca juga: Erick Thohir Buka Suara Soal Rangkap Jabatan Komisaris BUMN 39 Pejabat Kemenkeu

Aksi peleburan PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo adalah upaya transformasi yang kini mulai mencicipi hasilnya. Pasca-merger, sejauh ini Pelindo mencatatkan pencapaian kinerja positif.

Salah satu fokus utama Pelindo pascamerger adalah transformasi operasional melalui standardisasi dan sistemisasi pelabuhan yang ditunjang dengan peningkatan kapabilitas SDM serta transformasi proses bisnis.

Hasil transformasi ini mulai terlihat setelah satu tahun merger berjalan, yakni dengan adanya peningkatan kinerja dan produktivitas di sejumlah pelabuhan.

Peningkatan produktivitas bongkar muat diukur dengan parameter boks per kapal per jam (BSH) dan pengurangan port stay atau waktu sandar kapal di pelabuhan yang diukur dengan jumlah hari. 

Direktur Utama Pelindo mengatakan bongkar muat dalam waktu singkat membuat biaya operasional efisien dan trafik kapal dapat meningkat.

“Makin pendeknya waktu sandar dan waktu bongkar muat membuat biaya operasional makin efisien, dan diharapkan trafik kapal dapat meningkat. Bagi pelanggan, baik shipping line maupun cargo owner, dapat memetik manfaat berupa efisiensi biaya dan business opportunity yang lebih besar,” ujar Direktur Utama Pelindo Arif Suhartono. 

Baca juga: Erick Soal Baterai ListriK Bukan Cuma China, Eropa dan AS juga Kesini

Sebagai contoh di Terminal Peti Kemas (TPK) Belawan, jumlah bongkar muat naik lebih dari dua kali lipat dari 20 boks per kapal per jam hingga 45 boks per kapal per jam dalam kondisi optimum.

Kecepatan bongkar muat itu membuat waktu sandar kapal dapat berkurang menjadi setengahnya, dari dua hari menjadi hanya satu hari. Peningkatan kinerja juga terjadi di TPK Makassar dan Terminal Makassar New Port, di mana waktu sandar dapat berkurang dari dua menjadi satu hari.

Peningkatan kinerja terbaik ada di Terminal Peti Kemas Pelabuhan Ambon, dimana kecepatan bongkar muat naik hampIr tiga kali lipat, dari 12 boks per kapal per jam menjadi 35 boks. Dampaknya, jumlah waktu sandar kapal dapat terpangkas dari tiga hari menjadi dua bahkan satu hari. 

Konsesi tahun lalu, Pelindo mengantongi nilai konsesi sebesar Rp473 miliar, naik dari tahun sebelumnya Rp360 miliar. Kemudian, PNBP sedikit tumbuh menjadi Rp173 miliar dari 2021 yang sekitar Rp157 miliar. Dividen Pelindo juga melesat signifikan dari Rp560 miliar menjadi Rp1,317 triliun.

Dalam keterangan tertulisnya, Erick bilang bahwa merger terbukti mempermudah koordinasi pengelolaan pelabuhan di seluruh Indonesia. Bahkan Erick menyebut merger Pelindo membawanya ke peringkat delapan operator terminal petikemas terbesar dunia.

“Dampaknya, kontribusi terhadap negara melalui dividen, PNBP, konsesi, dan pajak penghasilan, juga meningkat signifikan,” ujar Erick di awal tahun ini.

Baca juga: Erick Thohir Sambut Baik Kerjasama Strategis, ID Survey jadi Bagian Sertifikasi Perdagangan Karbon

Sekadar informasi, Pelindo awalnya terdiri dari empat entitas, yakni Pelindo I, Pelindo II/IPC, Pelindo III, dan Pelindo IV. Usai penggabungan, Pelindo membentuk empat subholding mencakup PT Pelindo Terminal Petikemas, PT Pelindo Multi Terminal, PT Pelindo Solusi Logistik, dan PT Pelindo Jasa Maritim.

Aksi merger ini ditempuh untuk mencapai integrasi rantai nilai dan rantai pasok perusahaan-perusahaan BUMN sehingga ekosistemnya semakin kuat.

Selama ini, kemacetan dan antrean panjang akibat proses bongkar-muat barang di pelabuhan telah lama dikeluhkan oleh para eksportir dan importir, terutama mereka yang memilih Pelabuhan Tanjung Priok sebagai gerbang utama kegiatan perdagangan. Masalah ini dianggap telah menimbulkan kerugian besar.

Oleh karena itu, Erick menargetkan peleburan entitas usaha ini dapat meningkatkan sinergitas antarpelabuhan, integrasi jaringan pelayaran, serta efisiensi rantai pasok agar dapat menekan ongkos logistik transportasi.

Demikian juga dengan optimalisasi jaringan hub and spoke lewat berbagai kemitraan agar dapat memperkecil gap dan in-balance cargo, khususnya wilayah Indonesia Timur.

“Penggabungan pelabuhan dapat menekan ongkos logistik transportasi laut dan terus mengintegrasikan pelabuhan Pelindo dengan kawasan-kawasan industri di belakangnya,” tambahnya.

Lebih lanjut, Erick juga menginstruksikan transformasi bisnis dan operasional lewat standardisasi dan sistemisasi pelabuhan, juga peningkatan kapabilitas SDM.

Untuk merealisasikan transformasi jangka panjang, Pelindo telah menyiapkan roadmap 2021-2025 yang berisikan 31 inisiatif strategis.

Pelindo menargetkan dapat menghasilkan nilai tambah senilai Rp5,8 triliun.

Adapun, dalam dua tahun ke depan, Pelindo akan fokus ke tahap Business Expansion & Partnerships yang akan dilakukan melalui strategi kolaborasi bersama pelayaran domestik dan luar negeri.

Kolaborasi juga akan didorong pada pengembangan konektivitas dan ekosistem logistik dengan dengan pelaku industri logistik darat.

“Menjalankan amanat Kementerian BUMN, Pelindo berupaya mewujudkan visinya menjadi pemimpin ekosistem maritim terintegrasi dan berkelas dunia melalui beberapa rencana program kerja, termasuk rencana ekspansi regional, peningkatan pemanfaatan teknologi digital dalam bisnis kepelabuhanan, serta penguatan konektivitas dan ekosistem logistik melalui kerjasama dengan kawasan industri,” tutup Arif

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here