Menteri BUMN Erick Thohir(Foto Dok. Kementerian BUMN)

Menteri BUMN Erick Thohir menegaskan transformasi tak hanya di sektor manajemen BUMN. Tapi, menyasar juga pada ekosistem pangan.

Mengingat, langkah Holding BUMN Pangan atau ID Food yang sedang melakukan pengembangan di sisi pembenihan dan pembibitan. Bagi Erick, transformaisi pangan jadi salah satu aspek penting.

“Transformasi pangan yang utama,” kata dia di kantor PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero), dikutip dari keterangan resmi, Rabu (30/11/2022).

Erick menilai, Kementerian BUMN telah membentuk PMO pangan untuk membangun ekosistem pangan yang bermanfaat untuk semua. Kemudian, pangan menjadi bagian dari sektor unggulan BUMN untuk menopang pembangunan ekonomi Indonesia. Bahkan menurutnya, Kementerian BUMN telah menetapkan transformasi pangan sebagai langkah awal.

“Sejak Covid-19 kita lakukan pertemuan pembahas pangan, kita bangun ekosistem pangan yang baik untuk semua, apakah BUMN dengan private sector atau swasta, BUMN dengan para penemu inovasi, ataupun dengan para pelaku petani, ini yang akan kita lakukan, termasuk UMKM menjadi bagian,” tuturnya.

Ke depan, peluang di sektor pangan sangat besar dengan pertumbuhan ekonomi yang membaik hingga 2024. Apalagi masyarakat kelas menengah pada tahun 2030 akan mencapai sekitar 145 juta jiwa dan angka ini akan terus melanjut.

“Daya beli meningkat menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang membaik, konteks lain artinya perlu pangan,” katanya.

Lebih lanjut, Erick mengatakan Indonesia memiliki potensi produktivitas pertanian dan perikanan yang sangat besar untuk dikembangkan bagi kesejahteraan petani dan nelayan, bangun ekosistem. Maka, ID Food bisa memainkan peran sentral di bagian ini.

“Infrastruktur pangan kita, ID FOOD kita, ayo bersama-sama BUMN, swasta, UMKM, para penemu riset, adik-adik mahasiswa yang bisa menjadi riset bersama, kita dorong untuk ekonomi kita tumbuh, ekosistem yg bisa digabungkan. Sudah seyogyanya kita berkolaborasi memastikan kemandirian pangan, kita rajut ekosistem pangan Indonesia untuk kesejahteraan rakyat dan petani, untuk Indonesia,” ungkapnya.

Karena itu, Menteri Erick membuka kepada semua pelaku usaha dan pakar untuk membangun ekosistem pangan yang saling membangun. Sebab, tidak bisa membangun ekosistem pangan hanya oleh satu stakeholder.

Menteri Erick juga mengingatkan, peran petani juga harus menjadi perhatian khusus. Jadi bagaimana memastikan produksi pangan tetap terjaga, Apalagi realitasnya, kondisi pertanian terus menurun. Terlihat bagaimana lahan pertanain berkurang, rata-rata petani hanya memiliki lahan di bawah 1 hektar.

“Saat ini petani tidak punya economic of scale, apalagi masing-masing petani menanam komoditas yang beda, artinya cost menjadi mahal. Pupuk langka dan benih yang ditanam bukan unggul,” katanya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here