Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir miris dengan ketersediaan air bersih di Indonesia. Menurutnya di luar negeri air keran saja bisa langsung diminum di manapun.
Sementara di Indonesia, untuk mendapatkan air bersih untuk diminum masih banyak masyarakat yang harus merogoh kocek lebih dalam.
“Di negara lain air keran sudah bisa diminum di Indonesia yg katanya mendukung ekonomi kerakyatan airnya bayar semua buat minum,” kata Erick dalam peluncuran Holding Danareksa di Kementerian BUMN, Jakarta Pusat, Rabu (20/7/2022).
“Rakyat di perkotaan beli air sama kayak kita minum, dipakai untuk mandi, malah saya melihat di beberapa titik tidak punya yang namanya tempat mandi dan buang air,” lanjutnya.
Menurutnya, kejadian macam ini masih banyak ditemukan di Jakarta yang merupakan ibu kota negara. Erick menilai Indonesia perlu mempunyai kebijakan dan program untuk mengatasi masalah ini.
“Di Jakarta juga banyak saya sudah lihat, artinya mesti ada penyelesaian air bersih secara program yang memang memayungi semua,” sebut Erick.
Untuk mengatasi masalah air bersih di Indonesia, Erick menyatakan pemerintah akan meluncurkan rencana pendanaan berupa clear water fund. Rencananya, pendanaan itu mengumpulkan uang sebesar US$ 300 juta atau Rp 4,5 triliun (kurs Rp 15.000) untuk mengatasi masalah air bersih di Indonesia.
“Saat G20 kita akan meluncurkan clear water fund senilai US$ 300 juta kita buat kegiatan ini dengan sistem ekonomi berkelanjutan,” ungkap Erick.
Selain pendanaan air bersih, Erick bilang pemerintah sudah mempunyai program unggulan penyediaan air bersih di Subang Jawa Barat. Holding Danareksa akan menjadi pihak yang mengawal proyek ini. Seperti diketahui BUMN pengelola air bersih akan masuk ke dalam Holding Danareksa.
“Transformasi lain yang kita dorong adalah air bersih. Isu air bersih sekarang di Indonesia makin sulit. Ketemu lah pilot projects di Subang. Ini bisa jadi contoh di daerah lain asalkan dengan business process yang baik,” papar Erick.
Sumber : detik.com