adegan film Pesantren: screen shot trailler

Film Pesantren akan segera ditayangkan di bioskop mulai 4 Agustus ini. Film yang disutradarai oleh Shalahudin Siregar ini bercerita mengenai kehidupan para santri dan pengajarnya di pesantren.  Namun demikian, bukan hanya soal kehidupan pesantren itu yang ingin disorot sang sutradara, lebih jauh dari itu adalah tentang hal yang jarang dibahas di luar. “Makanya, film ini fokus pada bagaimana Islam dari sudut pandang perempuan,” demikian ungkap Shalahudin saat Press Screening and Press Conference Film Pesantren, Senin (1/8/2022) di XXI Epicentrum, Jakarta.

Sementara itu, Lola Amaria selaku distributor film ini juga buka suara.  Menurut Lola, Indonesia adalah negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, memiliki sekitar 25.000 pesantren yang dihuni oleh 4,5 juta santri.

“Tapi apa yang sebenarnya kita ketahui tentang institusi pendidikan tertua di Indonesia ini? Kita hanya menuduhnya sebagai sarang teroris atau institusi yang tidak aman bagi perempuan,” tulis Lola Amaria di akun Instagramnya, @lola.amaria yang dikutip pada Senin, 1 Agustus 2022.

Lola Amaria mengatakan bahwa isu yang dibawa Film Pesantren sangat penting untuk Indonesia saat ini. Karena itulah, ia mendistribusikan film ini di jaringan bioskop komersil.

 Film Pesantren ini sebenarnya sudah pernah diputar sebagai pembuka Madani Film Festival yang berlangsung  pada 27 November – 4 Desember 2021 di XXI Epicentrum, Kuningan, Jakarta Selatan.  Film Pesantren, oleh Lola Amaria Production, juga sudah diputar dalam program Sinema Ramadan yang dibuat bekerja sama dengan Yayasan Bumi Karya Lestari. Program Sinema Ramadan adalah pemutaran film Pesantren di sepuluh pesantren di Pulau Jawa selama Ramadan 2022. Pemutaran film itu disambut dengan sangat antusias di pesantren-pesantren tersebut.

Produksi film Pesantren ini sempat berhenti di tengah jalan karena kesulitan pendanaan. Namun akhirnya film ini bisa selesai pada 2019 setelah mendapatkan dukungan dari In-Docs, Steps International, Kedutaan Denmark di Jakarta, Talents Tokyo, serta dua stasiun TV internasional—NHK dan Al Jazeera Documentary Channel. Film ini diputar pertama kali di International Documentary Film Festival Amsterdam (IDFA) pada 2019. IDFA adalah festival dokumenter paling bergengsi dan terbesar di dunia.

Film Pesantren terpilih dari sekitar 3.000 film, yang terdapat di dalam program di Luminous, sebuah program yang menurut IDFA adalah film-film yang mampu menenggelamkan para penontonnya dalam pengalaman sinematik: digerakkan oleh tokoh, cerita, maupun pembuat film. Luminous hadir untuk memulihkan keindahan relasi, ekspresi dan rasa empati manusia dan membuat yang universal menjadi nyata lewat individu-individu dalam film-fim terpilih.

Menurut juru program Luminous Sarah Dawson, gaya observasional sutradara memberi kekuatan kepada anak-anak muda yang menjadi subyek film Pesantren ini sehingga mereka mampu menceritakan kisah mereka sendiri. (wied)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here