Kondisi ekonomi Indonesia disebut masih dalam level yang aman. Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti mengungkapkan hal ini tercermin dari pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II-2022 yang masih di atas 5%.
Destry menyebut bank sentral memprediksi pertumbuhan ekonomi sepanjang 2022 tumbuh di kisaran 4,5-5,3%.
“Ada 27 negara yang mengajukan bantuan keuangan dari IMF. Indonesia, sejauh ini masih cukup baik,” kata dia dalam peluncuran buku KSK, Jumat (21/10/2022).
Terkait hal itu Dana Moneter Internasional atau IMF memastikan Indonesia hingga kini belum menjadi bagian dari 28 negara yang antre meminta bantuan pendanaan untuk menghadapi tekanan eksternal saat ini. Ketahanan cadangan devisa hingga kesehatan fiskal menjadi indikator utama.
Ekonom senior IMF untuk Asia dan Pasifik Yan Carriere-Swallow menjelaskan, ketahanan eksternal Indonesia itu terjaga karena manajemen ekonomi Indonesia saat ini sudah sangat membaik, terutama dipengaruhi konsolidasi fiskal yang telah pemerintah jalankan selama ini, serta penyesuaian kebijakan moneter yang telah ditempuh.
“Kami pikir semua itu akan membantu Indonesia menjaga stabilitasnya, jadi kami pikir Indonesia belum membutuhkan bantuan dari IMF meski IMF akan selalu ada untuk membantu para anggotanya,” kata Yan Carriere-Swallow saat berkunjung ke kantor Tempo di Jalan Palmerah Barat, Jakarta Selatan, Selasa, 1 November 2022.
Menurut dia, negara-negara yang sejauh ini datang ke IMF untuk meminta bantuan pembiayaan berasal dari kawasan Asia dan sebagian besar dari Amerika Latin. Meski begitu, ia tak mengungkapkan daftar negara yang tengah antre meminta bantuan itu, termasuk 16 negara yang telah meminta bantuan sebelumnya.
Negara-negara ini tengah menghadapi guncangan eksternal karena dipengaruhi situasi global saat ini yang dipicu cepatnya kenaikan tingkat suku bunga acuan bank sentral dan berpotensi terus di level tinggi. Terutama akibat tingginya angka inflasi secara global yang disebabkan gejolak harga-harga komoditas.
Kondisi ini membuat likuiditas global mengalami pengetatan, yang berujung pada semakin mahalnya biaya pinjaman, sehingga mengganggu neraca pembayaran mereka. Terlebih lagi perdagangan global kini tengah terganggu akibat terganggunya rantai pasokan global karena salah satunya dampak perang di Ukraina.
“Tidak mengherankan kini banyak negara yang datang ke IMF untuk meminta bantuan pembiayaan,” ujar Yan Carriere-Swallow. “Inilah fungsi IMF untuk membantu negara-begara tersebut untuk menyesuaikan shock tersebur sehingga mereka bisa terus mendapatkan akses pembiayaan eksternal yang smooth.”
Kabar banyaknya, negara yang tengah mengantre meminta bantuan IMF ini sebelumnya sering disuarakan pemerintah. Presiden Joko Widodo atau Jokowi salah satunya. Bahkan ia menyatakan masih tumbuhnya perekonomian di Tanah Air saat ini sebagai penanda keberhasilan yang harus disyukuri.
“Ada 16 negara sudah menjadi pasiennya IMF. Sebanyak 28 negara ngantre di depan pintu IMF. Bayangkan,” kata Jokowi dalam sambutan Pembukaan Trade Expo Indonesia ke-37 di ICE BSD City, Tangerang, Rabu, 19 Oktober 2022.
Oleh karena itu, menutu Jokowi, rakyat harus bersyukur bahwa pertumbuhan ekonomi nasional masih positif saat ini. “Sekali lagi, kita wajib bersyukur karena pertumbuhan ekonomi kita masih di angka 5,44 persen.”(Irw13)
Dari berbagai sumber