Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak seluruh pihak berpartisipasi aktif dalam menjaga ketertiban dan kondusifitas mendekati Pemilu 2024 yang kurang dari setahun lagi penyelenggarannya.
Pasalnya, di sisi ekonomi Indonesia saat ini dibayangkan risiko kegentingan global. Jokowi khawatir bila Pemilu tidak kondusif, pertumbuhan ekonomi Indonesia malah jadi korbannya.
Hal itu disampaikan Jokowi dalam acara Puncak Harlah ke-50 Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di ICE BSD, Tangerang Selatan, Jumat, 17 Februari.
“Saya ingin titip, kita semuanya tetap menjaga stabilitas politik, stabilitas keamanan. Karena untuk saat ini, sangat penting dan sangat diperlukan sekali. Kita diancam oleh risiko-risiko kegentingan global, yang sulit dihitung, sulit diprediksi, dan sulit dikalkulasi. Sangat sulit sekali,” kata Jokowi. Menurutnya, ancaman ekonomi yang diungkapkan bukan isapan jempol semata. Dampak kegentingan ekonomi sudah banyak membuat berbagai negara tersungkur.
Buktinya, daftar negara yang menjadi pasien Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) terus bertambah. Terbaru sudah ada 47 negara yang meminta bantuan untuk diselamatkan.
Menurutnya imbas dari ketidakstabilan politik dan keamanan sudah membuat Indonesia pernah menjadi pasien IMF. Hal itu terjadi ada 1997-1998 saat stabilitas politik dan ekonomi di Indonesia mengalami pukulan berat. Jokowi tak mau hal ini terulang kembali.
“Saya baru dapat informasi yang terakhir masuk pasien IMF itu 47 negara. Kita pernah jadi pasien IMF di 97-98. Oleh sebab itu situasi ekonomi harus dijaga betul jangan sampai situasi ekonomi yang baik ini terganggu oleh perhelatan pemilu dan pilkada tahun depan,” ujar Jokowi.
Jokowi juga bersyukur sejauh ini pertumbuhan ekonomi di Indonesia masih terus ‘ngegas’. Pertumbuhan ekonomi di 2022 saja mencapai 5,31%, salah satu yang tertinggi di negara-negara G20.
Dia menyebutkan saat ini pertumbuhan ekonomi Indonesia sudah berada di atas berbagai negara maju. Dia menyebutkan Indonesia sudah jauh lebih baik dari Korea, Jepang, Amerika Serikat, Uni Eropa, bahkan China.
“Dulunya kita kalah dengan China, kalah dengan negara-negara seperti Korea, Jepang, sekarang ini kita lebih baik dari mereka, lebih baik dari Tiongkok, Amerika, Uni Eropa, ini patut disyukuri,” kata Jokowi.