Menteri BUMN Erick Thohir memperkenalkan NU Women dalam acara kick off Halaqah Fiqih Peradaban di Madrasah Aliyah Ali Maksum, Krapyak, Yogyakarta. Kamis, (11/08/2022)

Ketua Pengarah Peringatan Harlah Satu Abad Nahdlatul Ulama Erick Thohir, mendorong muslimah NU sebagai motor penggerak, meluruskan kembali komitmen untuk bersama menangani berbagai permasalahan sosial perempuan.

Menteri BUMN Erick Thohir memperkenalkan NU Women dalam acara kick off Halaqah Fiqih Peradaban di Madrasah Aliyah Ali Maksum, Krapyak, Yogyakarta. NU Women merupakan salah satu dari sembilan program utama yang akan dilaksanakan dalam rangka menyambut satu abad Nahdlatul Ulama.

“Saya memohon doa dan dukungan, saran dan nasihat dari para kiai dan ibu nyai yang hadir di sini, untuk memastikan acara berjalan dengan baik, akan ada sembilan program utama dalam rangkaian peringatan satu abad NU. Salah satunya NU Women,” katanya dalam keterangan tertulis, Kamis, 11 Agustus 2022.

Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan Program NU Women, tidak terlepas dari peran para nyai pengasuh pondok pesantren se-Indonesia yang selama ini diklaim sukses membimbing para santri. Beberapa tahun ke belakang, peran nyai pesantren banyak berkontribusi dalam penanganan pandemi Covid-19 di pondok-pondok pesantren.

“Jadi, memang para bu nyai ini mempunyai peran penting dalam pondasi pendidikan pesantren bahkan kesejahteraan para santrinya di masa depan,” ujar Erick.

Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) merupakan salah satu organisasi kemasyarakatan perempuan Islam terbesar di Indonesia. Dengan kekuatan struktur dan jaringan anggota yang menyebar di seluruh wilayah, kehadiran Muslimat NU sangat strategis sebagai mitra pemerintah dalam memberdayakan umat. Oleh karena itu, sebagai komitmen mendukung program pemerintah tersebut, Muslimat NU perlu melakukan revitalisasi organisasi, salah satunya penguatan sumber daya manusia (SDM).

Muslimat NU merupakan organisasi sosial keagamaan dan kemasyarakatan yang berdiri pada 29 Maret 1946. Badan otonom dari Nahdlatul Ulama ini saat ini memiliki anggota lebih dari 32 juta orang, yang tersebar di 34 provinsi, dan telah berperan aktif di bidang dakwah, kesehatan, pendidikan, ekonomi dan pemberdayaan masyarakat. 

Indonesia sebagai negara demokrasi memberikan akses setara kepada warga laki-laki dan perempuan, untuk mengenyam pendidikan, berkarya, hingga menduduki posisi strategis dalam dunia kerja, usaha, politik, dan juga pemerintahan.

Namun, kesempatan tersebut belum sepenuhnya dimanfaatkan, terutama oleh perempuan yang tinggal di perdesaan dan daerah terpencil. Untuk itu, sebagai organisasi yang menjadi wadah perempuan muslim (muslimat), dipandang perlu bagi Fatayat Nahdlatul Ulama untuk memainkan peran strategis dalam memajukan perempuan Indonesia.

Isu prioritas diskriminasi dan kesetaraan perempuan, inklusi ekonomi untuk pemberdayaan perempuan, peningkatan perempuan perdesaan dan penyandang disabilitas, serta peningkatan pelayanan kesehatan ibu dan anak.

Perempuan NU dinilai aktif berkiprah dalam isu-isu kemanusiaan tersebut, pemberdayaan perempuan serta mengurusi berbagai kegiatan keagamaan di ruang publik. Segala keterampilan yang dituntut untuk mencipta sebuah gagasan, atau ide cemerlang, serta pemikiran yang berujung pada penumbuhan saya kreativitas dan peranan perempuan NU di zaman disrupsi digital.

Janganlah sampai perannya telah banyak tergantikan oleh teknologi. Karena peran dan khidmah perempuan dalam kehidupan, sebagaimana peran ibu-ibu kita dalam memenangkan pengalaman hidup, merekalah guru kehidupan kita yang sesungguhnya.

Kata disrupsi itu sendiri akhir-akhir ini kian populer seiring dengan upaya adaptasi masyarakat terhadap situasi pandemi dengan pola Work From Home (WFO) serta sistem pengajaran berbasis daring. Sehingga terjadi disrupsi pada dunia pendidikan yang merupakan dampak dari munculnya era revolusi industri 4.0.

Ciri utama pendidikan dalam revolusi industri 4.0 adalah pemanfaatan teknologi digital secara optimal. Adanya akses internet, membuat sesiapa saja dengan mudah untuk mengakses informasi maupun konten-konten edukasi islami dan konten hiburan.

Perempuan berada dalam struktur kepengurusan PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama) ini merupakan gebrakan transformasi sehingga perempuan memiliki tempat dalam jajaran kepengurusan. Berdasarkan keterangan resmi PBNU, sejumlah perempuan yang masuk kepengurusan PBNU terdapat di unsur Mustasyar atau dewan penasihat. Momen inilah akan memperluas kiprah dan khidmah perempuan NU di masa kekinian.

Dalam menyongsong 100 tahun NU, peran perempuan NU harus lebih solid dalam membangun dan meningkatkan SDM. Dengan melibatkan peran perempuan (Fatayat) dan (Muslimat) NU tentu akan lebih mengoptimalkan pemberdayaan perempuan dalam berperan di masyarakat serta meningkatkan keterampilan perempuan di segala lini aspek kemasyarakatan yang berlandaskan Akhlakul Karimah dan kemanusiaan.(Irw 13)

Dari berbagai sumber

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here