Heru Budi Hartono diapit oleh Pangdam Jayakarta dan Kpolda Metro Jaya. Foto Instagram milik pribadi

Kemacetan dan Banjir yang melanda Ibukota Negara  menjadi problem klasik yang tidak pernah terselesaikan.

Kemacetan lalu lintas menjadi momok menakutkan bagi potret Jakarta selain polusi udara yang ditimbulkan dari berbagai macam jenis kendaraan baik mobil dan motor yang lalu Lalang setiap harinya.

Pemandangan kemacetan lalu lintas Jakarta hampir setiap hari mengular terlebih saat sore hari jelang pulang aktifitas kantor, semua kendaraan baik mobil maupun motor yang akan mengantarkan pulang kerumah menumpuk dari jalan protokol maupun jalan tol dalam kota.

Belum selesai dengan kemacetan lalu lintas ditambah lagi dengan masalah banjir yang menimpa Jakarta. Banjir merendam sejumlah titik di Jakarta, Kamis (6/10) sore akibat hujan deras yang mengguyur hampir seluruh wilayah Ibu Kota maupun luapan beberapa kali.

Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta per pukul 21.00 WIB, banjir sempat merendam 90 RT dan 17 ruas jalan di Jakarta. Mayoritas lokasi banjir berada di wilayah Jakarta Selatan.

Banjir di Jakarta Selatan memakan tiga korban jiwa, yakni siswa MTSN 19 di Pondok Labu Jakarta Selatan. Ketiga siswa tewas setelah sekolah mereka diterjang banjir yang menyebabkan tembok roboh. Sejumlah siswa lain terluka dalam peristiwa ini.

Banjir yang merendam sejumlah titik itu berimbas pada kemacetan di Jakarta. Terlebih banjir mulai terjadi saat jam pulang kantor.

Salah satu titik macet yakni di Jalan TB Simatupang atau tepatnya terjadi tepatnya di depan Cilandak Town Square ke arah Ragunan-Kampung Rambutan. Sepeda motor hingga mobil yang melintas di kawasan ini hanya bisa jalan perlahan.

Kemacetan juga terjadi di ruas Jalan TB Simatupang ke arah Lebak Bulus. Antrean mengular sehingga kendaraan hanya bisa berjalan perlahan.

Kendaraan bahkan mengular dari fly over sebelum Gedung JGC. Tak hanya itu, sejumlah motor juga terlihat masuk ke jalan tol.

Sementara itu, sampai dengan Jumat (7/10) dini hari pukul 03.00 WIB tadi, banjir juga masih menggenangi 46 RT di Jakarta. Sebanyak 31 RT yang terendam banjir berada di Jakarta Selatan, 11 RT di Jakarta Barat, dan empat RT di Jakarta Pusat.

Kemacetan dan banjir, kedua masalah tersebut menjadi Pekerjaan Rumah bagi Pj Gubernur Jakarta yang baru saja ditunjuk Jokowi. Tugas berat diemban oleh Heru Budi Hartono dalam melaksanakan tugasnya dalam menyelesaikan sisa 2 tahun masa pemerintahannya dalam memimpin masyarakat Ibukota Jakarta.

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan bahwa dirinya telah menyampaikan sejumlah arahan kepada Kepala Sekretariat Presiden yang ditunjuk sebagai Penjabat Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono. Jokowi mengaku memerintahkan Heru untuk mengatasi berbagai masalah utama yang ada di Jakarta.

Berbagai permasalahan utama di Jakarta yang dimaksud oleh Presiden Jokowi adalah mengenai banjir yang terjadi setiap musim hujan, dan juga kemacetan lalulintas di Ibu Kota. Jokowi berpesan agar Heru membenahi dua permasalahan tersebut.

Terkait itu eks juru bicara (jubir) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Dedek Prayudi mengatakan Heru Budi Hartono harus bersiap dengan sejumlah tugas berat.

Hal ini adalah buntut dari kinerja dari Anies Baswedan yang dinilanya tak melakukan hal signifikan selama mantan menteri pendidikan itu menjabat.

“Tugas Pak Heru berat. Praktis Pak Anies tak lakukan apapun signifikan. Soal banjir, naturalisasi sungai di 13 DAS tak dikerjakan sama sekali. Sumur resapan gagal total,” tulis Dedek.

“Penurunan kemacetan di DKI sempat dibanggakan saat PSBB dan PPKM, jelas ini pembodohan. Sekarang meningkat lagi,” tambahnya.

Diketahui bahwa masa jabatan Anies Baswedan sendiri akan segera berakhir pada 16 Oktober 2022 mendatang.

Dalam mengisi posisinya, presiden telah menunjuk Heru Budi Hartono sebagai sosok familiar di kalangan Pemprov DKI Jakarta dan merupakan orang dekat Joko Widodo.

Cuitan Dedek Prayudi sendiri sontak mengundang berbagai respons dari warganet, mulai dari pro hingga kontra.

“Enggak fair banget kalau pak Heru dibebankan untuk menyelesaikan 2 masalah utama dalam waktu singkat sedangkan si penyebabnya enak melenggang tanpa merasa bersalah,” komentar warganet.

“Memang berat mas Uki, sudah 8 tahun di pucuk pimpinan saja belum bisa menyelesaikan permasalahan itu, apalagi ini cuma PJ yang terbatas kewenangannya,” tambah warganet.

“Macet enggak akan hilang, selagi pembelian kendaraan pribadi masih mudah diakses siapa pun,” imbuh lainnya.

“Kalau nanti pak Heru selama menjabat bisa mengatasi banjir dan mengurangi kemacetan, pasti kaum sebelah klaim itu kan nerusin kerja Anies,” tulis warganet di kolom komentar.

“Pengguna Tranportasi umum tapi naik banget. Itu tandanya berhasil mengajak dan mengedukasi, terutama layanannya terintegrasi, angkot tidak ada yang ngetem, karena Pemda bayar hitungan kilometer bagi provider pemberi jasa,” timpal lainnya.

Ditunjuk sebagai Pj Gubernur, Heru sendiri memang bukan orang baru di lingkungan Pemprov DKI Jakarta, dia pernah menjabat berbagai posisi strategis.(Irw 13)

Dari berbagai sumber

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here