Presiden Joko Widodo(Foto Dok. Setpres RI)

Tiga tahun lalu, pandemi Covid-19 sampai ke Indonesia dan hampir semua negara di dunia. Semua negara belum memiliki pengalaman dalam mengatasi pandemi ini.

Saat itu banyak yang memberi saran, sebagian mendesak, agar pemerintah melakukan lockdown.

“Tapi saya memiliki pertimbangan lain. Hitungan saya, dalam dua atau tiga minggu saja, rakyat sudah tak bisa mencari nafkah, sementara negara tidak bisa memberikan bantuan,” ungkap Jokowi dalam salah satu medsosnya. Bila hal itu terjadi, maka dipastikan akan terjadi kerusuhan.

Oleh karena itu, pemerintah melakukan langkah-langkah jitu untuk menghadapi itu semua.

Pertama, Pemerintah mengambil langkah sinergi dan kolaborasi. Antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, hingga TNI dan Polri.
“TNI dan Polri ke kampung-kampung mengajak rakyat untuk mau divaksin,” lanjut Jokowi.

Hasilnya bisa dilihat sekarang, vaksin Covid-19 yang disuntikkan kepada masyarakat sudah mencapai 448 juta suntikan.

Langkah pemerintah berikut adalah manajemen “gas dan rem” untuk menyeimbangkan kesehatan dan perekonomian nasional. Langkah yang tak mudah juga karena begitu hitungan meleset sedikit, ekonomi akan jatuh. Pemerintah juga mengambil keputusan dan bertindak cepat dalam menangani pandemi Covid-19 disesuaikan dengan data-data lapangan.

Terakhir, besarnya partisipasi masyarakat dalam menangani pandemi dan perekonomian nasional menjadi langkah yang paling mendukung keberhasilan pemerintah dalam penanganan pandemi.

Melalui langkah-langkah tersebut, Pemerintah dan masyarakat Indonesia bisa melalui masa-masa sulit menghadapi pandemi, sampai akhirnya PPKM dicabut pada 30 Desember 2022 yang lalu. Dengan demikian, masyarakat sudah bisa beraktifitas dengan bebas, meskipun tetap harus berjaga-jaga dengan menjalankan protokol kesehatan secara pribadi.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here