“Sudah seharusnya aparat kepolisian menangkap yang bersangkutan karena telah membuat pernyataan yang menghina rakyat Kalimantan”

Pernyataan kader PKS Edi Mulyadi yang mengatakan lokasi Ibu Kota Negara tempat jin buang anak, merupakan pernyataan yang sarkasme dan menghina orang Kalimantan.

Banyak yang belum paham, selama negara lndonesia ini ada, Pulau Kalimantan telah memberikan kontribusi yang luar biasa besar dengan kekayaan alamnya.

Berapa juta hektar hutan Kalimantan yang dibabat habis selama pemerintahan orde baru untuk diambil dan dijual kayunya tanpa memikirkan kelestariannya.

Lalu berapa juta hektar lahan Kalimantan yang dikeruk untuk diambil batu baranya, sehingga PLTU milik PLN bisa menghasilkan listrik.

Belum lagi sumber daya minyaknya yang sudah puluhan tahun dieksplorasi dan tidak pernah habis sampai sekarang.

Dengan kekayaan alam yang luar biasa tersebut, sehingga bisa berkontribusi besar kepada pemasukan negara, dan bisa dinikmati oleh seluruh bangsa lndonesia.

Lantas Edi Mulyadi dengan seenaknya mengatakan provinsi yang akan menjadi lokasi Ibu Kota Negara sebagai tempat jin buang anak?

Pernyataan Edi Mulyadi ini sudah sangat kelewatan, dan tidak bisa ditolerir lagi oleh orang yang memiliki akal sehat dan tahu terima kasih terhadap sumbangsih Kalimantan dalam memakmurkan bangsa lndonesia dengan kekayaan alamnya.

Sudah seharusnya, aparat kepolisian menangkap yang bersangkutan, karena Edi Mulyadi telah membuat pernyataan yang menghina rakyat Kalimantan, bahkan seluruh rakyat lndonesia.

Jadi aparat kepolisian tidak usah menunggu ada yang melaporkan, karena Edi Mulyadi sudah menghina eksistensi sebuah provinsi dengan segala manifes yang terkandung di dalamnya, dengan menyebut tempat jin buang anak.

Anda, Edi Mulyadi, boleh tidak setuju dengan Ibu Kota Negara (IKN) yang Undang-undangnya sudah disahkan. Tetapi Anda tidak boleh menghina lokasi IKN tersebut sebagai tempat jin buang anak!

Budi Hermansyah, Ketua DPW Barikade 98 Jawa Barat.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here