Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) kembali melepas sebanyak 333 Pekerja Migran Indonesia (PMI) program Government to Government (G to G) untuk penempatan di Korea Selatan. Pelepasan PMI sektor manufaktur dan fishing ini dilakukan di hotel El Royal Jakarta Utara, Senin, (15/8/2022).
Kepala BP2MI Benny Rhamdani yang juga menjabat Ketua Umum Barikade 98, menyampaikan suatu saat nanti pelepasan PMI ke Korea Selatan dilepas seperti kontingen altet Olimpiade dan dilakukan dengan meriah.
“Pelepasan hari ini spesial karena hadir dua tokoh yaitu Pak Masinton dan Ibu Christina. Ini akan memberikan semangat luar biasa. Karena itu, ke depan pelepasan PMI Korea harus seperti kontingen altet Olimpiade,” ujar Benny di hadapan ratusan PMI Korea.
Benny menyebut, sejak Desember 2021 sudah sebanyak 5.400 PMI yang ditempatkan ke Korea Selatan dan sekitar 88.000 PMI sudah ditempatkan ke berbagai negara penempatan.
“Ini pencapaian yang luar biasa. Tandanya, bahwa tahun penempatan yang kita harapkan sesuai target. Karenanya, pilihan berangkat secara resmi adalah pilihan utama. Kita harus ubah persepsi dari TKI yang dulu imagenya kurang bagus. Sekarang sebelum terbang, PMI bisa menikmati makan, minum, dan tidur di hotel berbintang. Inilah bentuk penghormatan negara dan membebaskan beban yang rumit,” jelasnya.
Hal senada juga diucapkan Anggota DPR RI Christina Aryani. Ia mengatakan pelepasan Ini moment yang berharga dan spesial.
“Karakter PMI dikenal rajin dan pekerja keras. Pilihan berangkat ke Korea Selatan ini pilihan tepat karena pelindungan sangat bagus. Kesempatan ini tidak terbatas dan peluangnya besar. Semuanya harus bisa memanfaatkan kesempatan ini, selepas pulang dari Korea gunakanlah hasil dari bekerja untuk hal yang baik,” kata Anggota Komisi I DPR RI ini.
Christina memastikan, negara pasti memberikan pelindungan yang optimal. Pemerintah tidak kenal lelah untuk memberikan komitmen yang terbaik kepada PMI. Karena itu, Christina meminta agar PMI berangkat secara prosedural.
Sementara itu, Anggota DPR RI Masinton Pasaribu mengakui senang image TKI tidak seperti yang dibayangkan dahulu. Dengan menjadi PMI sekarang menjadi lebih baik.
“Tidak lagi seperti dulu, saya senang ketika mendengar PMI di fasilitasi dengan jalur khusus. Artinya negara telah memberlakukan PMI dengan bermartabat baik ketika di dalam negeri maupun di luar negeri. Kalau negara memartabatkan rakyatnya berarti ini sudah baik. Ini bagian dari upaya negara hadir,” tuturnya.
Masinton memberikan apresiasi apa yang sudah dilakukan BP2MI. Upaya perbaikan yang dilakukan negara terus dilakukan
“Gunakanlah kesempatan ini sebagai moment untuk hidup menjadi lebih baik lagi. Beruntunglah teman-teman bisa bekerja di luar negeri. Jika ada masalah segera laporkan. Sehingga kita bisa saling membantu. Kedepankan prinsip prinsip Bhineka Tunggal Ika, tunjukkan kita sebagai bangsa yang beradab. Ini bukan akhir perjuangan tapi ini adalah awal. Obsesinya harus berhasil dan sukses,” tutur Masinton.