Kepala BP2MI Benny Rhamdani Wawancara dengan Metro TV

Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) sekaligus Ketua Umum Barikade 98, Benny Rhamdani, saat tampil dalam wawancara dengan Metro TV, Senin, (15/08/2022). Membahas keluarnya aturan dan kebijakan baru untuk tujuan penempatan Pekerja Migran Indonesia (PMI) ke Taiwan. 

“Kebijakan ini adalah kado istimewa untuk PMI khususnya Taiwan yang kami berikan tepat di 77 tahun Indonesia merdeka. Dimana Taiwan mengabulkan kenaikan gaji dari sebelumnya 17 ribu NTD menjadi 20 ribu NTD. Dan Taiwan juga sepakat untuk menghilangkan biaya agency fee,” tutur Benny di Studio 1 Metro TV, Kedoya, Jakarta Barat.

Benny menjelaskan, BP2MI teguh dan Istiqomah dalam perjuangan demi PMI. Sehingga Taiwan akhirnya mau mengabulkan apa yang diminta BP2MI. 

“Perban 09 tahun 2020 yang kami keluarkan, menjadi alat bargaining dengan Taiwan. Khusus untuk Taiwan tidak diberlakukan. Artinya, beban Pekerja, kembali kepada pekerja kita kurang lebih 17 juta rupiah, 84 juta dari keuntungan kenaikan gaji dan penghilangan biaya fee agency, dikurangi 17 juta yang dibenankan pada PMI, PMI masih untung banyak. Sehingga kami berani mengatakan ini kado istimewa untuk PMI kita,” ucap Benny saat menjawab pertanyaan terkait apa saja keuntungan yang di dapat PMI dari Kebijakan baru ini.

Benny juga menuturkan, dirinya sering mengajak semua anak-anak bangsa. Para Pejabat di Kementerian/Lembaga, untuk tidak boleh memiliki mental inlander dalam konteks diplomasi antar negara. 

“Kita harus menunjukkan sebuah dignity. Bahwa pekerja migran adalah harga diri negara kita. Jadi tidak boleh serendah-rendahnya sikap kita diletakan di bawah. Atas kekuasaan negara lain. Tetapi kita juga tidak boleh merendahkan negara lain,” tutur Benny. 

Lanjut Benny, diplomasi BP2MI dengan Taiwan, membuat Taiwan juga merasa nyaman. Karena tidak dalam konteks saling menyakiti, tapi meyakinkan kepada mereka secara rasional, bahwa ada sebuah sistem yang timpang dan tidak adil. Benny mengajak semua pihak untuk saling menghargai bahwa Indonesia dan Taiwan setara dalam hal ini. 

“Taiwan menjadi tujuan penempatan terbesar ketiga bagi PMI kita. Dari tahun ke tahun pemnatnya sangat tinggi. Kurang lebih 260 ribu PMI kita disana. Dengan negosiasi yang akhirnya Taiwan setujui. Sampai Minggu ini sudah sekitar 20 ribu PMI yang siap diberangkatkan. Legalisasi kita lakukan, kemudian Taipei Economic and Trade Office (TETO) melakukan proses visa,” terang Benny.

Tambah Benny, Taiwan menjadi tujuan penempatan yang tinggi bagi PMI. Karena selain gajinya tinggi, Undang-undang pelindungan bagi Pekerja Asingnya juga sangat kuat. 

Disamping itu, Benny menjelaskan, tentang peraturan kebijakan ini tidak berlaku bagi PMI yang sudah bekerja di Taiwan sebelum adanya aturan baru tersebut.

“Tidak ada peraturan yang retroaktif. Semua aturan bersifat progresif atau berlaku kedepan. Artinya merekalah yang penempatannya dilakukan setelah aturan ini diberlakukan, maka merekalah yang terkena dampak kenaikan gaji ini,” jelasnya.

Benny mengatakan, memperjuangkan aturan dan kebijakan baru ini adalah perjuangan yang berdarah-darah dan tidak mudah. Banyak pihak yang menahan, tidak menginginkan hal ini karena dianggap merugikan mereka.

“Kaki-kaki politik di negara ini menghadang saya, harusnya kan mensupport. Godaan setan yang terkutuk bagaimana peraturan ini jangan dikeluarkan. Kami telah 14 kali melakukan pertemuan dengan TETO untuk membahas yang substansinya sama. Atas keteguhan sikap dan didukung jajaran BP2MI, akhirnya membuahkan hasil,” kata Benny. 

Walaupun PMI sempat tertahan tidak terbang ke Taiwan karena negosiasi yang belum selesai, tambah Benny, tapi buah manis di hari kemerdekaan ini, yang menikmati bukan Benny Rhamdani. Bukan BP2MI, tapi dinikmati langsung para PMI, bahkan juga dinikmati Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI) dan agency besar juga untung. Dari setiap penempatan satu PMI, P3MI itu diatur mendapatkan satu kali gaji dari pekerja kita. Dengan adanya aturan ini maka keuntungan mereka juga naik. Akhirnya semua sadar yang diperjuangkan ini untuk kepentingan Bersama.

Ketika Taiwan menolak pembebasan biaya penempatan untuk sepuluh sektor domestik, maka kita minta sesuatu. Lalu Ketika negara lain menolak, kita lakukan hal yang sama. Kita negosiasi, kita posisikan bahwa kita setara. Tidak ada eksklusifitas diantara negara manapun. Kita saling membutuhkan. Kita memberangkatkan para pekerja yang terlatih yang memiliki kemampuan, kenapa kita memiliki mental inlander.

Terakhir, Benny dengan tegas mengatakan, BP2MI tidak akan kompromi dengan P3MI yang melakukan overcharging pada PMI.

“Kita tidak akan kompromi, kita sikat,” kata Benny tegas.

(bp2mi.go.id)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here