Komisi IX DPR Arzeti Bilbina Huzaimi saay melepas 243 PMI sektor manufaktur dan perikanan program Government to Government (G to G) ke Korea Selatan, di El Royal Hotel Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis (28/7). (Foto: Istimewa)

Dengan keterbatasan anggaran Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) terus berupaya melakukan terobosan yang terukur dan terarah, program kerja yang bukan sekedar rutinitas monoton dibawah Komando Benny Rhamdani sebagai Kepala Badan tak membuat lelah dan kehilangan ide-ide kreatif dengan gagasan yang dituangkan hingga menyentuh akar persoalan yang krusial.

Melindungi Pekerja Migran Indonesia (PMI) dari ujung kaki hingga ujung rambut bukan sekedar slogan belaka, Kepala BP2MI Benny Rhamdani mampu menerjemahkan apa yang menjadi Amanah Presiden Jokowi dengan visi yang tajam membentuk Satgas Sikat Sindikat yang sangat diperlukan untuk menganalisa dan  merekomendasikan lembaga agar memberikan perlindungan PMI yang lebih efektif, dan memiliki keberpihakan nyata bagi PMI dan keluarga.

Pasca Pandemik covid-19 BP2MI juga mencanangkan Tahun Penempatan CPMI ke berbagai negara utamanya yang sudah menjalin kerjasama dengan berbagai negara, antara lain Program G to G dan G to P milik Pemerintah Indonesia dengan Negara Lain (Pemerintah/Swasta) yang sudah memiliki MoU,dalam hal ini negara yang termasuk dalam program ini adalah Korea Selatan,Jepang dan Taiwan.

Kerja keras dan kerja cerdas BP2MI mendapat dukungan dari Anggota Komisi IX DPR Arzeti Bilbina Huzaimi, Ia mengapresiasi kegigihan Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Benny Rhamdani sekaligus Ketua Umum Barikade 98 yang terus memberikan pelayanan maksimal terhadap Pekerja Migran Indonesia (PMI).

Hal itu disampaikan Arzeti saat melepas 243 PMI sektor manufaktur dan perikanan program Government to Government (G to G) ke Korea Selatan, di El Royal Hotel Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis (28/7).

“Pak Benny terus berjuang, beliau tidak marah, hanya diam meskipun banyak yang memakinya. Dengan anggaran BP2MI yang paling kecil. Justru ini terlihat luar biasa karena diberikan untuk PMI,” katanya.

Dia menekankan Komisi IX akan memperjuangkan agar anggaran BP2MI mendapatkan kenaikan anggaran. “Komisi IX akan terus memberikan prioritas anggaran untuk BP2MI. Mulai hari ini PMI harus diberikan fasilitas yang istimewa,” jelas politisi PKB itu.

Arzeti yakin, semua PMI akan bekerja dengan senang hati saat tiba di Korsel.

Arzeti juga mendoakan agar PMI yang bekerja di Korsel mendapatkan manfaat sebesar-besarnya. “Kelak kalian akan menjadi orang hebat dan menjadi figur. Selamat jalan jadilah kebanggaan dan jadilah pemenang,” pesan Arzeti.

Di kesempatan sama, Benny mengatakan, setiap pelepasan PMI harus dilakukan dengan istimewa. Sebab ditegaskan Benny, mereka adalah pahlawan devisa.

“BP2MI terus memberikan yang terbaik untuk PMI. Setiap pelepasan PMI ke Korea Selatan dilakukan di tempat yang terbaik. Kalian pahlawan devisa. Kita lepas di hotel bintang empat,” kata Benny di hadapan para PMI.

Benny menambahkan, di enam bulan terakhir penempatan PMI ke luar negeri sudah mendekati angka 5.000 untuk penempatan G to G Korsel. Artinya, sambung Benny, ini merupakan tren positif. Sebab harapannya ada peningkatan angka penempatan secara terus menerus, termasuk penyiapan partner-partner istimewa kepada pahlawan devisa.

“Sekarang sudah nggak marah lagi. Sudah nggak ngambek lagikan kalian? Karena sekarang mau berangkat ke Korea. Alhamdulillah sekarang sudah bisa berangkat walaupun lama menunggu karena penutupan karena Covid-19,” tutur Benny, semangat.

Diketahui, sejak kembali dibuka pada akhir 2021, hingga saat ini sudah sebanyak 4.877 PMI yang ditempatkan ke Korsel. Para PMI berasal dari berbagai daerah seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Lampung, Nusa Tenggara Barat, Sumatera Barat, Sumatera Utara, DI Yogyakarta, Kepulauan Riau, Sumatera Selatan, dan Banten.

Sumber : rm.id

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here