Pemerintah melalui Kementerian BUMN terus melakukan pembenahan terhadap PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) yang saat ini sedang dilanda beragam masalah.
Menteri Erick Thohir dalam video wawancara dengan jurnalis CNBC Indonesia, Muhammad Gibran, menjelaskan langkah-langkah yang diambilnya untuk menyelamatkan Garuda Indonesia.
“Kan Garuda sudah beberapa kali diselamatkan. Nah, kalau sudah beberapa kali diselamatkan, yang perlu dipelajari adalah kenapa? Apakah manajemennya, apakah industrinya, ataupun konteks-konteks lain. Misalnya, apakah kita terlalu bergantung pada beberapa pihak,” buka Erick.
Erick menjelaskan ada yang harus dilakukan dalam restrukturisasi ini. “Kita harus membenahi penyewaaan pesawat, lalu SOP-nya, lalu bisnis modelnya seperti apa,” ungkap Erick.
“Jangan sampai restrukturisasi ini selalu berulang-ulang. Akhirnya kita selalu terjebak atau terjeblos di titik yang sama. Itu kan bodoh!” tegas Erick.
Erick juga menyoroti penataan manajemen di Garuda Indonesia. Erick mengingatkan agar jangan sampai Dirut mengambil keputusan tanpa memperhitungkan dengan cermat.
“Jangan sampai kita menjadi perusahaaan yang memiliki pesawat banyak tapi cost maintenancenya sangat complicated,” kata Erick.
Erick juga menjelaskan arah bisnis model Garuda ke depannya. “Kita punya bisnis model atau ekosistem kita sendiri. Sebelum Covid, 72% turis kita turis domestik, sisanya yang 28% turis internasional. Kue daripada turis domestik itu hampir Rp1400 T.”
“Jadi dengan kondisi negara kita yang negara kepulauan dan penduduk yang 270 juta, sehingga mestinya kita fokus pada turis domestik bukan ke luar negeri,” ujar Erick.
Erick memang mengakui kondisi industri penerbangan internasional memang sedang tidak bagus. Meski begitu dirinya optimis industri penerbangan akan kembali pulih seiring membaiknya kondisi akibat pandemi.
Sumber: CNBC Indonesia
