Pendiri dan senior Partai Demokrat dari Jawa Barat, Yan Rizal Usman menyatakan bahwa untuk menyelamatkan Demokrat, MOU dukungan terhadap Anies Baswedan harus dibatalkan.
“Langkah ini perlu segera dilakukan Demokrat, demi menghindari keterpurukan partai saat pemilu 2024 nanti,” katanya.
Lebih lanjut ia menyampaikan bahwa keputusan partai mendukung Anies serta membuat MOU dengan Nasdem dan PKS merupakan langkah yang keliru dan fatal bagi keberlangsungan partai ke depan.
“Bagaimana mungkin Demokrat yang merupakan partai nasionalis bisa mendukung Anies yang merupakan figure politik identitas, sekali lagi ini keputusan yang keliru, bisa berakibat larinya mayoritas pemilih nasionalis dari Demokrat,” ujarnya.
Menurutnya, dari segi prospek, semua lembaga survey yang kredible hasilnya Anies konsisten kalah telak dari Ganjar Pranowo dan Prabowo Soebianto.
“Jadi dari prospek kedepannya pun akan suram bagi partai, bahkan akan berakibat akan menjadi partai gurem,” lanjutnya.
“Yang saya tidak mengerti langkah elite partai termasuk ketumnya, ko mau-maunya mengecilkan partai sekelas Demokrat yang pernah berkuasa selama 10 tahun dengan memberikan cek kosong dari awal bergabung ke koalisi perubahan,” kata Yan Rizal dengan nada bertanya.
Seharusnya Demokrat dari awal tegas membuat syarat siap bergabung asal AHY sebagai ketum partai dijadikan cawapresnya Anies, dan itu posisi yang tidak bisa dinegosiasikan lagi. Kalau tidak diterima syarat tersebut, seharusnya menolak bergabung dengan koalisi Nasdem dan PKS.
“Mumpung masih ada waktu, saya sarankan kepada AHY untuk merecovery partai yang sekarang menghadapi badai besar di internal, dengan bedol desanya kader-kader terbaik ke partai lain, adalah segera batalkan MOU dengan koalisi perubahan, dan membuka ruang negosiasi kembali dengan poros koalisi lainnya,” pungkas Yan Rizal.