Menteri BUMN Erick Thohir bersilaturahmi secara virtual dengan para Pegawai Kementerian BUMN yang sedang menjalankan isoman (13/8/2021) Foto Dok. Kementerian BUMN

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat setoran dividen dari badan usaha milik negara (BUMN) tembus Rp38,9 triliun per Agustus 2022.

Hal ini seiring dengan membaiknya kinerja BUMN beberapa waktu terakhir “Setoran BUMN naik 35 persen menjadi Rp38,9 triliun dari tahun lalu, di mana BUMN BUMN ini mengalami kinerja yang sangat tertekan, sehingga dividen yang dibayar hanya Rp28,8 triliun, sekarang Rp39,9 triliun atau naik 35 persen,” papar Sri Mulyani dalam konferensi pers, Senin (26/9).

Setoran BUMN paling banyak berasal dari himpunan bank-bank negara (Himbara) atau empat bank pelat merah antara lain PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.

Keterangan tersebut disampaikan langsung juga oleh Menteri BUMN Erick Thohir dan untuk pertama kalinya ia mengungkapkan pendapatan konsolidasi BUMN selama setahun penuh. Pada 2021, pendapatan konsolidasi BUMN tumbuh 18,8 persen menjadi Rp2.290,5 triliun.

Menurutnya, pertumbuhan dan nilai pendapatan BUMN sangat signifikan, kalau dibandingkan dengan APBN negara Indonesia yang kurang lebih angkanya Rp2.500 triliun, secara nilai sudah mendekati APBN.

“Kita lihat juga ebitda margin meningkat 20,4 persen artinya makin sehat, dan jelas sehat. Kalau ada persepsi BUMN banyak utang, kami sudah presentasikan bahwa total utang BUMN yang memang dibandingkan dengan investasi, itu total utang Rp1.500 triliun. Sementara investasi Rp4.200 triliun, artinya perbandingannya kira kira 35 persen utang ke ekuitas, artinya sehat,” jelasnya, dikutip Kamis (29/9/2022).

Namun, realisasi pendapatan yang mendekati APBN tersebut tidak serta merta meningkatkan kontribusi BUMN terhadap negara. Berdasarkan catatan laporan kinerja BUMN 2021, realisasi dividen BUMN ke negara sebelum diaudit hanya Rp29,5 triliun. Adapun, pada 2022 target dividen naik menjadi Rp39,7 triliun.

Sementara itu, realisasi kontribusi BUMN terhadap negara mencapai RP360,8 triliun dengan rincian pajak sebanyak Rp244,5 triliun, dan PNBP lainnya sebanyak Rp86,8 triliun.

Sayangnya, ketika pendapatan BUMN tumbuh signifikan, realisasi kontribusi tersebut lebih rendah 4,29 persen dibandingkan dengan realisasi kontribusi BUMN kepada negara sebesar Rp377 triliun pada 2020.

Erick juga menerangkan di antara BUMN juga terdapat BUMN yang tidak sehat, sehingga membuat portofolio BUMN harus melakukan perbaikan.

“Kami tidak menutup mata ada juga BUMN yang tidak sehat, sehingga kami membuat portofolio perbaikan BUMN-BUMN itu atau BUMN-BUMN yang tidak masuk ekosistem di bawah holding Danareksa PPA, mereka total asetnya Rp400 triliun, bottomline juga naik ke Rp900 miliar tahun ini,” terangnya.

Sementara itu, Erick mencatat beban bunga konsolidasi BUMN juga turun, tadinya 91 triliun, turun menjadi Rp73,5 triliun pada 2021.

“Jumlah BUMN juga kami terus konsolidasikan, pastikan bukan banyaknya BUMN, tapi dampaknya terhadap industri dan valuasi ke masyarakat. Kami harapkan bumn bisa berikan kontribusi baik ke negara, kontribusi BUMN tiga tahun terakhir Rp1.198 triliun atau naik Rp68 triliun dibandingkan dengan periode sebelumnya,” ungkap Erick.

Sumber : bisnis.com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here