Desain Ibu Kota Negara (IKN) baru desain Nyoman Nuarta. Presiden Jokowi menamainya Nusantara. (Istagram nyoman_nuarta)

Dewan Pengurus Pusat Perusahaan Real Estae Indonesia (DPP REI) angkat bicara soal prospek properti di Ibu Kota Nusantara (IKN).

Hal itu disampaikan Ketua Umum DPP REI Joko Suranto, ia mengungkapkan potensi perkembangan properti di Ibu kota Negara (IKN) Nusantara bakal bisa dilihat dan terasa dampaknya setelah 5 tahun ditempati.

“Potensinya pasti ada hanya membutuhkan kondisi untuk berkembangnya properti di situ,” kata Joko Suranto saat ditemui tim detikProperti di Jakarta pada Kamis (25/01/2024).

Situasi saat ini properti yang sudah berkembang hanya dari sektor perhotelan. Sementara untuk hunian, potensinya masih kecil karena melihat dari demand dan supply di sana.

“Di sana kan hanya orang yang bekerja. Belum ada entitas ekonomi, titik ekonomi baru, sehingga orang bisa bekerja di luar pekerjaan sebagai ASN dan sebagainya. Mungkin sektor pendukung tumbuh. Misal warung, rumah makan, tempat bersantai. Tetapi jumlahnya sedikit,” jelas Joko.

Kendati begitu, Joko menyebutkan pemerintah telah menargetkan akan membangun hunian di IKN sekitar 30.000 unit. Hunian tersebut bisa dibeli untuk ditempati selamanya atau hanya untuk investasi. Hal ini tergantung dari kepentingan masyarakat itu sendiri.

Dengan demikian pertimbangan untuk pindah ke IKN dilihat dari aset yang telah dimiliki saat ini. Misalnya orang yang diajak pergi ke IKN tersebut ternyata telah memiliki keluarga dan rumah di daerah lain.

Kemudian perhitungan memasuki usia pensiun. Untuk orang yang akan memasuki usia pensiun tentu akan sulit untuk beradaptasi di tempat baru. Mereka akan memilih hunian yang lebih nyaman di tempat yang lama.

Pertimbangan lainnya adalah untuk masyarakat menengah yang memiliki cicilan rumah di tempat tinggal sebelumnya. Mereka akan berpikir dua kali untuk membeli hunian baru di IKN.

Dengan begitu, berhasil atau tidaknya berkembangnya nilai properti di IKN ditentukan dari minat masyarakat untuk menetap atau tidak di sana. Semakin ramai penduduk yang tinggal di sana, kebutuhannya akan semakin besar.

“Harus ada yang tinggal di sana, ada aktivitas ekonominya, aktivitas pendidikannya karena hidupnya manusia,” tekan Joko.

Sementara itu, Joko menilai Balikpapan dan Samarinda jauh lebih stabil untuk proyeksi nilai properti untuk saat ini dibanding IKN.

“Nah itu (Balikpapan dan Samarinda) relatif lebih tumbuh karena itu digunakan sebagai penyangga atau satelit dari IKN itu. Selain itu infrastruktur di sana sudah memenuhi untuk kehidupan yang layak,” ujar Joko.

Berkat adanya IKN ini pula, Balikpapan dan Samarinda mengalami kenaikan peminat pada 2023 dilihat dari harga tanah di sana yang semakin naik. Joko memproyeksi kenaikannya bisa menyentuh di atas 10%.

“Poin yang harus kita pahami adalah jika daerah mau bertumbuh memerlukan beberapa hal untuk itu dapat bertumbuh. Sehingga dapat menumbuhkan sektor lainnya,” jelas Joko.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here