JAKARTA – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan dirinya terus mendorong nasabah segmen super mikro, mikro, dan kecil PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) yang saat ini sebanyak 10,7 juta nasabah dapat meningkat hingga 32,1 juta nasabah.
Berdasarkan Riset Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bertajuk “Dampak Ekonomi dan Sosial Penyaluran KUR di Masa Pandemi”, memperkirakan penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) melalui BRI memiliki kontribusi besar dalam menyerap 32,1 juta lapangan kerja.
Erick menyampaikan BRI telah berhasil menyalurkan KUR sebesar Rp104,5 triliun untuk 2,7 juta pelaku UMKM pada periode Januari hingga Mei 2022 atau 41,12 persen dari target breakdown pemerintah di tahun ini (Januari – Mei) yang sebesar Rp254,1 triliun kepada BRI.
“Tentu kita tidak boleh berpuas diri, pemerintah berkomitmen untuk terus meningkatkan porsi pembiayaan kepada UMKM yang akan berdampak langsung pada peningkatan lapangan kerja baru,” ujar Erick dalam keterangan tertulis, dikutip pada Minggu (10/7/2022).
Menteri BUMN itu menyampaikan porsi pembiayaan untuk UMKM di Indonesia baru sekitar 20 persen atau masih tertinggal dibandingkan Singapura yang sudah sebesar 39 persen, Malaysia dan Thailand yang sebesar 50 persen, atau dengan Jepang yang mencapai 65 persen dan Korea Selatan dengan 80 persen.
Dia menyebut hal ini selaras dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menargetkan pembiayaan perbankan untuk sektor UMKM mencapai 30 persen pada 2024 dan terus meningkat hingga 50 persen.
“Bapak Presiden [Jokowi] beberapa kali menekankan pentingnya keberpihakan terhadap UMKM yang menjadi keharusan, targetnya saat ini 30 persen dahulu. Hal ini karena 52 persen dari 57 juta UMKM belum memiliki akses pembiayaan formal,” tuturnya.
Untuk itu, Erick meminta holding BUMN ultramikro yang digawangi BRI, PNM, dan Pegadaian, tidak sekadar membantu pembiayaan, melainkan juga mendampingi pelaku UMKM agar mampu beradaptasi dengan perubahan model bisnis pasca-pandemi.
Hal ini lantaran hanya 12,5 persen UMKM yang tidak terdampak pandemi lantaran mampu memanfaatkan digitalisasi dalam menjual produk. Sementara sisanya, sebanyak 87,5 persen UMKM lainnya mengalami tekanan besar akibat pandemi.
Terkait hal itu, Erick telah meminta holding ultramikro memberikan kemudahan dan kecepatan layanan dalam membantu para pelaku UMKM yang terdampak pandemi melalui sinergi co-location dengan akses bunga lebih rendah dan pelayanan yang lebih baik.
“Kita harapkan upaya ini dapat membawa pelaku UMKM semakin naik kelas dan bisa bisa bersaing dengan baik di dalam maupun dengan negara tetangga. Kenaikan jumlah dana KUR
dengan sendirinya akan semakin banyak menyerap tenaga kerja,” ucapnya.
Sumber : Bisnis.com