Pengamat olahraga Indonesia, Sandi Suwardi yang juga Aktifis Barikade 98 yakin kalau kerusuhan di stadion Kanjuruhan, kab. Malang Jawa Timur yang menewaskan 129 orang tidak berdampak terhadap penyelenggaraan World Cup 2022 di Qatar, selain peran FIFA berpengaruh secara simultan terhadap keduanya. “Pihak internasional terutama FIFA akan kembali mempertanyakan Pemerintah Indonesia mengapa sampai terjadi kerusuhan dengan jumlah korban sampai ratusan,” Ujarnya.

PSSI bisa terancam sanksi FIFA setelah kerusuhan pasca pertandingan Liga 1 antara Arema FC vs Persebaya Surabaya, apalagi perhatian dunia sangat kentara. Insiden kerusuhan di pertandingan Arema FC vs Persebaya membuat dunia sepak bola berduka. Tidak hanya di Indonesia namun juga di kalangan internasional. “Kalaupun tidak langsung berhubungan dengan rencana World Cup Qatar, tapi bisa berdampak pada kegiatan olahraga terutama sepak bola pada level Asia,” kata mantan Sekjen BOPI (Badan Olahraga Profesional Indonesia).

Tragedi seperti di Kanjuruhan akan terjadi dimanapun kalau langkah-langkah SOP (standard operating procedure) tidak efektif berjalan. FIFA sudah menerapkan SOP jauh-jauh hari, tapi PSSI tidak menjalankan. Problem utamanya, panitia pelaksana tidak menjalankan SOP yang sudah ada dengan benar. Aparat kepolisian juga tidak bisa disalahkan karena sedari awal informasinya minim terkait dengan SOP penanganan kerusuhan penonton. “Yang bertanggung jawab secara normal, yakni operatornya Liga, yakni PT LIB (Liga Indonesia Baru). Secara di lapangan, panitia yang harus bertanggung jawab. Kepolisian, dalam hal ini diminta panitia pelaksana untuk ikut menjaga ketertiban, keamanan, kenyamanan saat pertandingan berlangsung. kalau terjadi kerusuhan, yang harus bertanggung jawab panitia pelaksana yang ditunjuk sebagai operator,” kata Sandi

Sebagai perbandingan ketika masih menjabat sebagai sekjen BOPI, ada kegiatan analisa terhadap lapangan, stadion. SOP untuk antisipasi kerusuhan juga dibahas sebelum penunjukan stadion sebagai tempat berlangsungnya event. Contohnya,mainan kembang api dilarang, apalagi gas air mata. “Keduanya mutlak dilarang. (insiden di Kanjuruhan) jelas, kesalahan besar,” kata Sandi Suwardi.

Terkait Standar Operasional Prosedur (SOP) FIFA dijadikan guidance untuk pertumbuhan sepak bola profesional Indonesia, sesuai yang telah diperintahkan Presiden Joko Widodo kepada Menteri BUMN Erick Thohir.

FIFA memberikan apresiasi dengan langkah yang ditempuh oleh Presiden Joko Widodo untuk mendelegasikan Erick Thohir terjun langsung melobi Presiden FIFA. Strategi lobi mantan Presiden Inter Milan itu sangat mumpuni.

Keahlian seni diplomasi sebagai delegasi dimanfaatkan dengan maksimal. Kepiawaiannya laiknya diplomat ulung sehingga meyakinkan Presiden FIFA agar sepak bola Indonesia tidak dikenakan sanksi mendapat respon baik secara positif oleh Gianni Infantino.

Latar belakang Erick Thohir sebagai anggota Komite Olimpiade Internasional (IOC) dan mantan Presiden Inter Milan memudahkan lobi Indonesia ke Presiden FIFA Gianni Infantino. Kepercayaan yang diberikan oleh FIFA tentu sejalan dengan Presiden Jokowi yang menginginkan evaluasi total untuk merenovasi stadion sepak bola di seluruh Indonesia.

Selain itu Erick Thohir mendorong seluruh suporter sepak bola Indonesia memiliki sistem database yang teregistrasi seperti klub-klub di Eropa. Menteri BUMN ini menilai bahwa suporter klub sepak bola bakal lebih bertanggung jawab ketika mereka terdaftar secara resmi dalam database.

Untuk pencegahan dilakukan tindakan preventif jika suporter tersebut melakukan hal-hal di konteks kriminalitas, data itu sudah tercatat.

Dalam suratnya kepada Jokowi, Gianni menuliskannya pada poin ketiga yaitu, jika relevan, klub harus diajak berdialog untuk bertukar informasi dan menghasilkan masukan. Gianni menyoroti pentingnya suporter sebagai salah satu unsur pokok.

Masih menurut Gianni, suporter harus diundang untuk menjadi bagian dari reformasi, untuk memberikan umpan balik dan pandangan mereka, serta melalui kesepakatan dan kerangka kerja yang bertujuan untuk mencegah situasi dengan risiko eskalasi kekerasan yang lebih tinggi.

Proses ini harus difasilitasi melalui pembuatan database suporter oleh klub dan PSSI.

Menanggapi rekomendasi-rekomendasi itu, Erick menilai bahwa FIFA telah memperhatikan betul situasi persepakbolaan Indonesia. FIFA dalam menulis surat ini, bukan kaleng-kaleng. Benar-benar dia sudah melihat program besar yang dia sudah lihat juga di beberapa negara.

Dalam waktu dekat, tanggal 18 Oktober 2022, Presiden FIFA akan hadir di Indonesia bertemu dengan Presiden Joko Widodo untuk menyepakati beberapa hal dan kita harapkan pertemuan itu memberikan hasil terbaik.(Irw 13)

Dari berbagai sumber

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here