Masyarakat adat Kabuyutan Gegerkalong Kota Bandung menggelar perayaan Asyura, yang jatuh pada 10 Muharram, Senin (8/8/2022).
Tradisi perayaan Asyura atau Syuraan merupakan budaya Sajaja Padjajaran dan sudah ada jauh sebelum Republik Indonesia berdiri, dilakukan secara turun temurun oleh masyarakat adat Kabuyutan Gegerkalong.
Abah Yusuf Bachtiar yang merupakan Karuhun atau Sesepuh Kabuyutan Gegerkalong, memimpin perayaan yang diawali dengan ziarah ke makam leluhur, bersama masyarakat adat dan Paguron (perguruan) silat se Bandung Raya.
Peringatan Asyura 10 Muharram, bertujuan untuk memperingati kebangkitan nilai-nilai perjuangan, kepahlawanan, dan pengorbanan Imam Husein.
Berpakaian khas Sunda warna hitam berselendang merah putih, Abah Yusuf Bachtiar yang merupakan generasi ke lima penerus Kabuyutan Gegerkalong, bersama masyarakat adat lainnya kemudian melakukan ritual lainnya di Bale Kabuyutan.
Perayaan Asyura dilanjutkan malam harinya di Masjid Nurul Huda Gegerkalong Girang Kota Bandung, untuk memanjatkan doa dan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW.
“Adat budaya nusantara ini adalah warisan leluhur yang sudah ada sejak dahulu kala, 1000 tahun yang lalu,”ucap Abah Yusuf.
Abah Yusuf juga mengatakan, peringatan bakal dilanjutkan pada 40 harinya setelah Asyura, dilaksanakan Arbain.
“Kita munajat mendoakan kepada para pemimpin bangsa. Rakyat negeri ini jangan sampai hancur, karena ulah-ulah intoleran, ulah-ulah yang mengaku diri khilafah. Paham yang ingin merusak tatanan negara, merusak adat budaya,’ucap Abah.
Dan ada yang berbeda peringatan Asyura tahun ini, kegiatan bisa berlangsung lancar dan aman tanpa ada gangguan berarti, terutama dari kelompok kecil intoleran, yang biasa mereka lakukan pada tahun tahun sebelumnya. Untuk itu Abah Yusuf, mengucapkan terima kasih kepada jajaran pemerintah kota Bandung, serta aparat kepolisian yang sudah sangat membantu kelancaran acaranya, terutama pengamannya.