Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) mencanangkan pengembangan desa wisata merujuk pada konsep sustainable tourism atau pariwisata berkelanjutan.
Secara definisi, sustainable tourism adalah pariwisata yang memerhatikan dampak terhadap lingkungan, sosial, budaya, serta ekonomi untuk masa kini dan masa depan, baik bagi masyarakat lokal maupun wisatawan.
Kemenparekraf/Baparekraf memberlakukan pedoman dalam pembangunan destinasi wisata berkelanjutan yang terdiri dari empat kategori, yaitu pengelolaan destinasi pariwisata berkelanjutan, pemanfaatan ekonomi bagi masyarakat lokal, pelestarian budaya bagi masyarakat dan pengunjung, serta pelestarian lingkungan.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Pariwisata (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno meluncurkan Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023 dengan menargetkan 4.000 desa wisata yang mendaftar.
Fenomena ADWI telah memberikan dampak positif yang langsung dirasakan oleh masyarakat daerah, berkat dukungan dari berbagai Kementerian/ Lembaga, serta mendapat perhatian dari Presiden Jokowi.
“ADWI ini menjadi fenomena bahkan Presiden Joko Widodo menanyakan berkali-kali bagaimana perkembangan desa wisata dan beliau ingin mengunjungi langsung salah satu desa wisata,” ungkap Sandiaga Uno dalam The Weekly Brief With Sandi Uno yang digelar secara hybrid di Jakarta, Senin, 30 Januari 2023.
Menparekraf Sandiaga mengatakan, program ADWI 2023 mengangkat tema “Pariwisata Berkelas Dunia Untuk Indonesia Bangkit (World Class Tourism)”. Anugerah Desa Wisata Indonesia sendiri sudah masuk tahun ketiga dan ini merupakan salah satu program unggulan Kemenparekraf/Baparekraf.
“Program ADWI 2021-2022 telah memberikan capaian jumlah pendaftar desa wisata yang melebihi target yaitu sebanyak 1.831 di tahun 2021 dan 3.419 desa wisata di tahun 2022,” ucap Sandiaga. “Di tahun ini kita tidak pasang target muluk-muluk pendaftar bisa meningkat drastis, kita targetkan ada 4.000 desa wisata yang mendaftar,” lanjutnya.
Salah satu tujuan diselenggarakannya ADWI, selain mendongkrak kunjungan wisatawan nusantara (wisnus), juga menciptakan kesadaran wisata dari berbagai pelaku usaha dan industri pariwisata ekonomi kreatif. “Selama pandemi, jumlah kunjungan wisnus ke desa wisata naik mencapai 30 persen, hal itu juga sejalan dengan visi Indonesia sebagai tujuan pariwisata berkelas dunia, berdaya saing global, dan berkelanjutan,” jelas Sandiaga.
Sesuai RPJMN 2020-2024, Kemenparekraf menargetkan sebanyak 244 desa wisata dan 71.381 desa digital, tersertifikasi sebagai desa wisata mandiri pada 2024. Desa wisata punya peranan penting di berbagai aspek, salah satunya memacu potensi tumbuhnya ekonomi kreatif di lingkungan setempat, serta membuka lapangan kerja bagi warga yang dekat dengan lokasi wisata.
“Untuk itu, kami dengan gembira dan terbuka menyambut partisipasi dari desa-desa untuk mendaftarkan ke Anugerah Desa Wisata Indonesia 2023 di laman jadesta.kemenparekraf.go.id. Seluruh desa wisata yang menjadi anggota jadesta secara langsung menjadi peserta ADWI 2023,” kata pria yang biasa disapa Sandi ini.
Sementara itu, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat menyiapkan sekitar 300 desa untuk bersaing dalam Anugerah Desa Wisata Indonesia 2023 sebagai salah satu upaya menarik wisatawan datang ke daerah itu. “Terakhir ada 294 desa wisata yang menyatakan siap untuk bersaing dalam ADWI 2023, kita targetkan bisa sampai 300 desa wisata masuk dari Sumbar tahun ini,” terang Wakil Gubernur Sumbar, Audy Joinaldy dalam kesempatan yang sama.
Audy mengatakan, desa wisata jadi salah satu keunggulan Sumbar untuk bisa menarik wisatawan dalam program Visit Beautiful West Sumatera (VBWS 2023) yang diluncurkan oleh Menparekaf pada Senin, 30 Januari 2023. Dalam dua tahun pelaksanaan ADWI yaitu pada 2021 dan 2022, sejumlah desa wisata dari Sumatra Barat selalu masuk 100 besar terbaik.