Presiden Jokowi dianugerahi Gelar Kehormatan Adat Kesultanan Ternate, di Kedaton Sultan Ternate, Kota Ternate, Rabu (28/09/2022). (Foto: BPMI Setpres/Rusman) Read more: https://setkab.go.id/presiden-jokowi-dianugerahi-gelar-kesultanan-ternate/

Dalam kunjungan kerja ke Provinsi Maluku Utara, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dianugerahi Gelar Kehormatan Adat Kesultanan Ternate dalam acara yang diselenggarakan di Kedaton Sultan Ternate, Kota Ternate.

“Yang pertama adalah menghadiri penganugerahan gelar adat Kesultanan Ternate, di sana nanti Presiden diberikan gelar kesultanan,” kata Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu 28 September 2022.

Dalam kunjungan kerja tersebut, lanjut Heru, Jokowi dijadwalkan mengunjungi tiga daerah di Maluku Utara, Rabu, yakni Kota Ternate, Kabupaten Halmahera Barat, dan Kota Tidore Kepulauan.

Presiden Joko Widodo dianugerahi gelar Adat Kesultanan Ternate Dada Ma Dopo Malomo diselenggarakan di Kedaton Sultan Ternate, Kota Ternate, Rabu 28 September 2022. Saat menerima gelar itu, Jokowi mengapresiasi Kesultanan Ternate yang terus menjaga adat dan kearifan lokal.

“Pagi hari ini saya mendapatkan gelar dari Kesultanan Ternate, dari Bapak Sultan Hidayatullah Sjah, Sultan Ternate yang ke-49 dengan gelar ‘Dada Madopo Malamo’ nanti artinya seperti apa tanyakan langsung kepada Bapak Sultan,” kata Jokowi dalam siaran YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (28/9/2022).

Jokowi mengatakan adat dan tradisi yang ada di Indonesia harus terus dijaga. Jokowi pun mengapresiasi Kesultanan Ternate yang telah menjaga dan melestarikan adat itu.

“Tapi ini adat, tradisi, kearifan lokal memang harus terus kita jaga dan kita rawat. Saya mengapresiasi apa yang telah dikerjakan oleh Kesultanan Ternate menjaga, merawat adat, tradisi, kearifan lokal sehingga inilah yang sering saya sampaikan berkepribadian dan berkebudayaan,” tutur Jokowi.

Sementara itu, Sultan Ternate Hidayatullah Sjah menjelaskan makna gelar yang diterima Jokowi. Dia menyebut ‘Dada Madopo Malamo’ berarti seorang pemimpin yang besar.

“Arti dari gelarnya itu sendiri adalah seorang pemimpin besar atau pemimpin sebuah negara besar, yang mana dalam memimpin negara besar itu kearifan dan kebijaksanaan oleh pemimpin itu lebih dikedepankan,” tutur Sultan Hidayatullah.

Sultan Hidayatullah mengatakan Presiden Jokowi juga dinobatkan sebagai Kaicil. Dia menyebut Kaicil itu berarti pangeran.

“Tapi sebelum itu juga Beliau Yang Mulia Presiden Republik Indonesia juga dinobatkan sebagai Pangeran Kesultanan Ternate dengan gelar Kaicil, Kaicil itu pangeran atau garis kesatu dari Sultan Ternate,” jelasnya.

Sebelumnya, Jokowi dianugerahi gelar La Ode Muhammad Joko Widodo Lakina Bhawaangi yi Nusantara dari Kesultanan Buton. Jokowi mengatakan gelar yang dia terima dari Kesultanan Buton dan Ternate itu sebagai bentuk dari menjaga adat dan tradisi.

“Sekali lagi saya sampaikan, sekali lagi inilah pentingnya menjaga adat, menjaga tradisi, menjaga kearifan lokal di mana pun, karena negara ini adalah negara besar yang penuh dengan kearifan lokal, yang penuh dengan bermacam-macam adat dan tradisi yang berbeda-beda, inilah Kebhinekaan negara kita yang terus harus kita rawat dan kita jaga sebagai sebuah kekuatan. Perbedaan itu bukan memecah tetapi mempersatukan,” jelasnya.

Sumber : detik.com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here