Bersama dengan 10 organisasi komunitas yang lain, pada Hari Selasa (8/2/23). Rampak Sarinah secara resmi mengusulkan agar Indonesia bergabung dalam pengusulan Kebaya Kerancang dari DKI Jakarta dan Kebaya Labuh dari Riau sebagai “warisan budaya tak benda” (WBTB) bersama 4 negara Asean yang lainnya.
Usulan tersebut disampaikan kepada Pemerintah yang dalam hal ini diwakili oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementrian Luar Negeri.
Kesebelas komunitas berkebaya tersebut adalah Perempuan Indonesia Maju, Pecinta Sanggul Nusantara, Kebaya Foundation, Perempuan Berkebaya Indonesia, Komunitas Notaris Perempuan Berkebaya, Pertiwi Indonesia, Himpunan Ratna Busana Surakarta, Yayasan Sekar Ayu Jiwanta, Yayasan Citra Kartini Indonesia, Cinta Busana Nusantara dan Rampak Sarinah. Kemendikbud telah memberikan pengakuan bahwa ke-11 organisasi tersebut sebagai Tim Nasional Kebaya UNESCO.
Pernyataan usulan Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) disampaikan oleh 11 organisasi tersebut dalam acara workshop dengan topik “Collaborating to Safeguard the Kebaya of Asean” di Hotel Pullman Central Park, Jakbar. Workshop dihadiri pula oleh perwakilan Kedubes negara-negara pengusul lainnya yaitu Malaysia, Singapura, Brunei dan Thailand.
Disampaikan oleh Ketua Panitia, Emi Wiranto dari Komunitas Sekar Ayu Jiwanta bahwa penyelenggaraan workshop tersebut bertujuan mengantar usulan Timnas Kebaya Unesco bersama dengan 4 negara Asean tersebut. Sementara Ketua Timnas Kebaya, Lana Kuncoro menegaskan bahwa komunitas Indonesia siap berkontribusi agar kepengurusan ke UNESCO bisa berjalan lancar.
“Tim riset Timnas Indonesia telah siap memasukkan hasil kajian dari berbagai aspek sebagai pendukung pengusulan kami,” jelas Lana yang juga ketua Komunitas Perempuan Maju Indonesia.
Pada saat memberikan pernyataan resmi, perwakilan Timnas didampingi oleh 2 pembina Timnas yaitu ibu Putri Kus Wisnu Wardani dan Bapak Sidarto Danusubroto yang keduanya adalah anggota Wantimpres. Dari pihak Pemerintah hadir Wakil Tetap Indonesia untuk Unesco di Paris, Bapak Ismunandar dan Ibu Penny Dewi Herasati.
Ketua Institut Sarinah, Eva Sundari menyambut dengan gembira langkah maju pihak Indonesia tersebut. “Institut dan Rampak Sarinah merasa lega, karena pendaftaran kebaya ke Unesco sudah kami gulirkan sejak tahun 2017.
Lebih lanjut Eva Sundari mengatkanā semoga pendaftaran WBTB segera disusul dengan pengusulan karya-karya budaya yang lain baik di tingkat nasional maupun langsung ke Unesco” jelas Eva Sundari.
Ketua Rampak Sarinah Jakarta, Dhini Mudiani ikut menambahkan bahwa Rampak Sarinah mempunyai rencana untuk mengadakan sosialisasi tentang WBTB di daerah-daerah.
“Di Surabaya, Rampak Sarinah sudah mengadakan pendekatan dengan Ketua DPR Kota untuk mengadakan kegiatan terkait WBTB Kota Surabaya,” jelas Dhini.