Calon Presiden (Capres) nomor urut 3 Ganjar Pranowo mengaku sudah siap menghadapi debat capres sesi kedua dengan tema pertahanan. Dia mengaku sudah berkonsultasi dengan timnya, salah satunya Jenderal (Purn) TNI Andika Perkasa yang masuk ke dalam struktur Tim Pemenangan Nasional (TPN).
“Oh kita bertemu tim memang terus menerus, jadi banyak masukan,” ujar Ganjar Pranowo saat berkampanye di Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu (30/12/2023).
Ganjar menambahkan, pihaknya juga sudah mendapat inventarisasi masalah dari pihak Komisi I DPR RI yang membidangi masalah pertahanan dan politik luar negeri mulai dari alutsista hingga hubungan dengan organisasi dunia dimana Indonesia tergabung sebagai anggota, seperti G20 dan G7.
“Jadi ini contoh ya, ada problem-problem di perbatasan, ada problem perang bagaimana menempatkan Indonesia, ada problem pengungsi seperti hari ini. Jadi sudah disiapkan (materi debat), Insya Allah siap!,” yakin Ganjar.
Dirinya mengaku punya cara tersendiri dalam melakukan modernisasi Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) di tengah keuangan negara yang terbatas.
Ganjar pun akan menyampaikan strategi-startegi modernisasi alutsista itu pada saat debat ketiga Pemilihan Presiden (Pilpers) pada Minggu, 7 Januari 2024 mendatang.
Adapun, tema debat capres kali ini mengenai pertahanan, keamanan, hubungan internasional, dan geopolitik.
“Kita tunggu dalam debat besok,” kata Ganjar saat ditemui di Jepara, Jawa Tengah, Selasa (2/12/2024).
Sebelumnya, Ganjar menyinggung soal alutsista dan kebutuhan dasar yang mesti terpernuhi. Menurut Ganjar, modenisasi alutsista juga harus dibarengi dengan peningkatan kualiatas Sumber Daya Manusia (SDM). Karena dua hal itu saling berkaitan satu sama lain.
“Maka darat, laut, udara, sekarang mesti kita siapkan sungguh-sungguh. Dan yang kita tanya adalah penggunanya, jangan sampai penggunanya tidak siap. Maka kalau kita mau bicara transisi alutsista, maka transisinya jangan kejauhan, karena peralatan alutsista makin hari makin modern,” ucap dia di Kabupaten Demak, Selasa.
Sementara itu, berbicara mengenai industri pertahanan dalam negeri, Ganjar berpendapat, saat ini Indonesia telah mampu memproduksi alutsista sendiri. Capaian tersebut pun harus terus didukung. “Kalau lah kebutuhan itu tinggi kan lebih baik produksi juga ada dalam negeri, salah satu contoh. Tapi dari sisi politik luar negeri yang lain, memang ada yang kepentingannya langsung terkait dengan kondisi nasional kita,” ujarnya.