Menyusul penetapan tersangka korupsi Direktur Utama Waskita Karya Destiawan Soewardjono atas proyek fiktif membuat banyak pihak yang meragukan komitmen Menteri BUMN Erick Thohir untuk melakukan aksi bersih-bersih di BUMN.
Namun, Ketua Umum Majelis Nasional Pusat Kedaulatan Rakyat (PAKAR) Razikin Juraid berpendapat lain dan meyakini bahwa Erick Thohir konsisten memberantas korupsi di jajaran BUMN.
“Mentalitas korupsi di BUMN sudah berlangsung lama, dan upaya membersihkan butuh waktu dan komitmen yang kuat dari pimpinan, dan itulah yang sedang dijalankan oleh Erick Thohir sebagai Menteri BUMN,” ujar Razikin dalam keterangan persnya, (4/5/2023).
Menurutnya, langkah tegas Erick Thohir jadi tantangan pelaku korupsi di BUMN. Razikin menegaskan bahwa BUMN harus dikembalikan kepada khittahnya sebagai pelayan publik untuk mensejahterakan rakyat sekaligus mengejar keuntungan dalam kapasitasnya sebagai entitas bisnis.
Razikin menilai Erick Thohir berhasil menekan dan mempersempit ruang gerak koruptor di BUMN yang ditandai dengan performa BUMN yang semakin baik dan gross domestik product (GDP) yang meningkat.
Hasilnya sangat jelas dengan meningkatnya setoran dividen BUMN ke negara sebesar Rp80 Triliun dan menjadi yang terbesar selama BUMN berdiri.
“Jadi, secara logika tidak mungkin BUMN menyetor dividen sebesar 80 T kalau tidak ada langkah transformasi dan komitmen pemberantasan korupsi dari dalam,” ujarnya.
“Kalau ada pihak-pihak yang menuding Erick Thohir abai terhadap kejahatan korupsi di BUMN, ukurannya apa?” kata Razikin yang juga aktivis muda Muhammadiyah.
Ditambahkan Razikin, akan aneh jika terdapat orang yang menuding Erick Thohir tidak kredibel dan tidak profesional memimpin Kementerian BUMN.
“Tentu saja, saya dapat mengerti bahwa serangan negatif yang dialamatkan ke Erick Thohir sangat bermuatan politis,” ujar Razikin.
“Akan tetapi saya melihat, publik tidak akan terpengaruh dengan isu-isu liar seperti itu, karena kinerja Erick Thohir memberikan dampak yang baik bagi kesejahteraan rakyat,” tutup dia.