Pada Peringatan HUT TNI ke-78, Presiden Jokowi meminta agar pengadaan alat utama sistem persenjataan dilakukan secara bijak dengan memperhatikan kebutuhan dan kemampuan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).
“Memang modernisasi alutsista sangat diperlukan, tapi keuangan negara, anggaran negara, APBN kita sangat terbatas, dan untuk kebutuhan kesejahteraan rakyat sangat lah besar, sehingga belanja alutsista harus dilakukan dengan bijak, baik besarannya maupun peruntukannya,” paparnya.
Presiden menekankan, modernisasi alutsista harus menjadi bagian penting dari pengembangan investasi industri pertahanan di dalam negeri. Oleh karena itu, Presiden mendorong adanya transfer knowledge, peningkatan sumber daya manusia (SDM), mengutamakan produk dalam negeri.
“Saya minta agar anggaran yang dimiliki, karena sulit dalam mengumpulkannya, sulit dalam mendapatkannya, dan merupakan uang dari rakyat, sehingga sebisa mungkin harus dibelanjakan dan harus diputar kembali untuk rakyat,” pesannya.
Terkait hal itu, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono mengatakan modernisasi alat utama sistem senjata (alutsista) pasti dilakukan, namun bertahap sesuai dengan prioritas.
“Modernisasi iya pasti akan dilaksanakan, tetapi sesuai prioritas tadi, secara bertahap,” kata Yudo usai upacara peringatan HUT ke-78 TNI di Monas, Jakarta, Kamis (5/10).
Yudo menyebut modernisasi tidak bisa langsung dilakukan secara keseluruhan. Yudo mengatakan anggaran yang tersedia harus dimanfaatkan dengan tepat sasaran.
“Akan menjadi kegiatan para kepala staf untuk di dalam pembinaan alutsistanya tentunya melaksanakan modernisasi. Sehingga anggaran yang diterima tepat sasaran,” katanya.