Planetarium Jakarta.(Foto: Dok. Planetarium)

Tak digubrisnya surat aduan kondisi Planetarium dan Observatorium Jakarta paska revitalisasi Taman Ismail Marzuki (TIM) yang dilayangkan oleh Akademi Jakarta kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sampai dengan Pj. Gubernur Heru Budi.

Melihat kondisi sarana di Teater Bintang. Saat revitalisasi TIM, Jakpro melakukan penggantian kursi baru yang malah tidak cocok untuk dipakai pertunjukan. Lalu, proyektor di Teater Bintang yang sudah rusak juga tidak diperbaiki.

Kemudian, ruang pameran Planetarium saat ini isinya masih kosong. Lobi pengunjung Planetarium menjadi semakin sempit. Ruang pertunjukan kedua, ruang kelas, dan perpustakaan di dalam Planetarium dihilangkan.

Selain itu, perbaikan pada area gedung penyangga Planetarium justru menghancurkan fungsi observatorium. Contohnya, observatorium untuk teleskop Takahashi dihancurkan dan kubahnya tidak jelas ada di mana, serta akses observatorium untuk teleskop ASKO tertutup tembok.

Baca juga: Jokowi Bahas soal Krisis Air Global saat Menerima Delegasi World Water Council

Terkait hal itu menjadi berbuntut panjang dan membuat dewan penasehat gubernur dalam bidang seni-budaya yang tergabung dalam Akademi Jakarta mengadukan kondisi Planetarium dan Observatorium Jakarta (POJ) usai revitalisasi Taman Ismail Marzuki (TIM) kepada Presiden Joko Widodo.

Anggota Akademi Jakarta Karlina Supelli menyebut, pengaduan ini disampaikan dalam surat penyampaian berbagai persoalan di Planetarium usai revitalisasi TIM dan rekomendasinya kepada pemerintah atas tak berfungsinya Planetarium saat ini.

Sebelum melapor ke Jokowi, Akademi Jakarta telah bersurat kepada mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat masih menjabat, hingga Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono beberapa waktu lalu.

“Akademi Jakarta sebetulnya sudah berkirim surat tentang POJ kepada Gubernur DKI sebelum turun jabatan dan juga kepada PLT Gubernur sesudah beliau menjabat,” kata Karlina dalam pesan singkat, Senin, 13 Maret.

Baca juga: Kerjasama dengan Swedia, Jokowi ingin Pembangunan Hijau Jadi Prioritas

Namun, surat tersebut tak ditanggapi, baik oleh Anies maupun Heru Budi. Akhirnya, Akademi Jakarta melapor ke Jokowi lewat surat aduannya.

“Bukan permohonan (revitalisasi), tetapi penyampaian berbagai persoalan POJ sesudah revitalisasi dan rekomendasi,” kata Anggota Akademi Jakarta Karlina Supelli saat dihubungi, Senin (13/3/2023).

Akademi Jakarta merupakan dewan penasihat gubernur DKI Jakarta dalam bidang seni dan budaya. Mereka bertugas seumur hidup.

Selain mengadukan persoalan POJ, Akademi Jakarta turut melampirkan rekomendasi di dalam surat untuk Jokowi.

Sebelum melayangkan surat kepada Jokowi, Akademi Jakarta telah terlebih dahulu mengadukan permasalahan POJ ke Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Penjabat (Pj) Gubernur Heru Budi Hartono. Namun tak kunjung membuahkan hasil.

“Sebetulnya sudah berkirim surat tentang POJ kepada Gubernur DKI sebelum turun jabatan dan juga kepada Pj Gubernur sesudah beliau menjabat,” jelasnya.

“Karena tidak ada tanggapan dari Gubernur DKI Jakarta, Akademi Jakarta menyampaikan surat kepada Presiden RI,” sambungnya.

Surat yang dilayangkan kepada Jokowi, kata dia, diteruskan ke Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy. Hasilnya, Kemenko PMK menindaklanjuti aduan tersebut dengan cara meninjau langsung kondisi POJ di TIM.

“Surat itu diteruskan ke Menko PMK. Kemenko PMK menanggapi cukup serius dengan kunjungan salah satu Deputi Menko PMK ke POJ untuk melihat kondisinya,” terangnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here