BUMN Holding Ultra Mikro yang dibentuk Menteri BUMN Erick Thohir pada Triwulan III tahun 2021 lalu banyak memberikan manfaat yang besar bagi kelangsungan perekonomian nasional, khususnya bagi usaha mikro di Indonesia.

BUMN Holding Ultra Mikro yang dipimpin oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI ini berfokus pada peningkatan pemberdayaan dan menyediakan pembiayaan yang lebih lengkap dan lebih murah bagi pelaku usaha mikro di Indonesia.

“Ketika pemerintah berbicara tentang Indonesia Maju, maka di dalamnya ada kemajuan segmen ultra mikro, melalui penguatan ketahanan ekonomi dan pertumbuhan berkualitas, mengurangi kesenjangan, dan meningkatkan kualitas SDM terutama pengusaha Ultra Mikro dengan pemberdayaan melalui holding ini,” ujar Erick.

Beberapa program andalam dalam Holding Ultra Mikro ini adalah PNM Mekaar dan ULaMM. Dimana hingga Mei 2023 tercatat telah menjaring 14,5 juta nasabah aktif dengan total aset mencapai Rp 51,6 triliun. Total penyaluran sebesar Rp 24,1 triliun dan baki debet mencapai Rp 45,1 triliun.

Hingga Oktober 2023, PNM yang berupaya untuk lebih banyak menjangkau pelayanan terhadap UMK dengan 4.213 kantor layanan PNM Mekaar dan 642 kantor layanan PNM ULaMM di seluruh Indonesia.

Upaya pengembangan UMKM juga didorong melalui pemanfaatan PaDi UMKM yang hingga saat ini sudah menembus angka 40.000 UMKM.

UMKM yang tergabung dalam Pasar Digital UMKM tersebut terus didukung untuk mengembangkan potensi bisnisnya, salah satunya dengan penyaluran bantuan hingga Rp 24,4 triliun yang disalurkan dari 92 perusahaan serta anak perusahaan BUMN.

Selain mendorong pertumbuhan UMKM melalui pemanfaatan PaDi UMKM serta Pasar Digital UMKM nya, program pembiayaan bersubsidi pemerintah dengan bunga rendah yakni Kredit Usaha Rakyat (KUR) juga secara konsisten dialirkan untuk memicu perkembangan UMKM.

Distribusi KUR HIMBARA dalam kurun waktu 4 tahun terakhir terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2019, penyaluran KUR HIMBARA sebesar Rp 130,7 triliun, meningkat hingga angka Rp 188,1 triliun pada 2020, kemudian mencapai Rp 260,3 triliun pada tahun 2021 dan menembus angka Rp 355 triliun pada 2022.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here